Hingga Pebruari 2020 RSUD Jombang Menangani 366 Orang Pengidap HIV-AIDS

- Penulis

Kamis, 26 Maret 2020 - 12:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

dr Hardini Indarwati, MH.Kes, Medichal Dokter di Poli VCT RSUD Jombang

dr Hardini Indarwati, MH.Kes, Medichal Dokter di Poli VCT RSUD Jombang

Hingga Pebruari 2020 RSUD Jombang Menangani 366 Pengidap HIV-AIDS

Jombang, layang.co – Tim Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang dalam kurung waktu hingga Pebruari 2020 menangani 366 orang pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus)- AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Dokter Hardini Indarwati, MH.Kes, Medichal Dokter di Poli VCT (Voluntary Counselling and Testing) RSUD Jombang, Kamis (26/3/2020) kepada layang.co mengatakan, temuan itu berdasarkan hasil kolaborasi dengan  beberapa poli rawat jalan dan rawat inap di RSUD Jombang dan rujukan dari rumah sakit sekitar, bila ada tanda menuju ke HIV.

Poli VCT RSUD Melakukan Sosialisasi tentang Pencegahan dan Penyebaran HIV-AIDS

Atas kerja Poli VCT, terdekteksi sebanyak 366 yang berstatus ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS), terdiri atas laki-laki 206 orang dan 160 orang perempuan. Secara umum, kategori penderita ODHA masuk dalam usia produktif, berumur 25 – 55 tahun.

Sekitar 60-70 persen ditemukan dalam stadium 3 (tiga), mayoritas penderita tertular dari pasangannya (suami-istri). Akan tetapi, ada juga penderita yang bertatus lajang, masih pelajar.

“Sangat memprihatinkan, diantara ODHA tadi ada yang berumur 17 tahun, berstatus sebagai siswi sebuah SMK. Anak ini diketahui mempunyai banyak teman, bergaul tidak terbatas dengan teman laki-lakinya. Orang tuanya mengetahui kondisi yang diderita anaknya setelah dilakukan pengobatan di rumah sakit,” ungkap Dokter Dini.

Petugas Pendamping RSUD Jombang Melakukan Home Visit ke ODHA Guna Memberikan Eduasi/Pendampingan agar ODHA Terus Semangat  Berobat Terus.

ODHA ini  ditemukan sudah pada stadium 3. Yakni  ditandai adanya penurunan berat badan tanpa sebab, diare kronis lebih dari 1 bulan, demam terus menerus lebih dari 1 bulan, infeksi jamur di mulut, tuberkulosis paru dan tanda lainnya.

Dari jumlah tersebut, pada bulan Januari 2020 tercatat meninggal sebanyak 8 orang, terdiri laki-laki 4 orang dan perempuan 4 orang, sedangkan pada bulan Pebruari lalu ada  4 orang meninggal, yakni laki-laki 1 orang dan perempuan 3 orang.

Baca Juga:  Kampung Tangguh Krembangan Gudo, atas Semangat Warga untuk Menjaga Kekuatan Ekonomi dan Kesehatan

“Penemuan ini patut diwaspadai karena penyebarannya terus bertambah secara masif. Butuh peran aktif orang tua dalam mengawasi aktifitas putra-putrinya. Selain itu, penting adanya lintas sektoral turut berpartisipasi melakukan sosialisasi guna menekan penyebarannya, untuk menyelamatkan generasi bangsa,” harapnya.

ODHA lainnya, lanjut Alumnus Universitas Airlangga tahun 1987 ini, masih dalam proses pengobatan. Bahkan apabila ada ODHA yang tidak datang untuk berobat ke Poli VCT, 5 orang Petugas Pendamping RSUD Jombang akan melakukan home visit untuk memberikan motivasi agar ODHA secara rutin terus mengkonsumsi obat Antiretrovirus (ARV) selamanya, gratis dari pemerintah, kata Hardini Indarwati Dokter yang pernah tugas di Puskesmas Tambakrejo, Jombang ini.

Personil Tim Pendaping ODHA (dari kiri Agung Wibowo/atas, Marwati/kerudung), Dani Irawan/tengah, Merlina Cristina/duduk, M Jauhari/kanan) Siap Melakukan Pendampingan

Solusi untuk menekan penyebaran HIV-AIDS menurutnya, salah satu langkah yakni,  peranan petugas Dakwah lintas agama agar menyerukan kepada jamaah  untuk memahami cara penularan dan menjauhi cara penyebaran HIV-AIDS. “Jauhi penyakitnya, jangan jauhi orangnya,” tukasnya.

“Penularan HIV-AIDS bisa dengan  beberapa cara, seperti melalui hubungan seksual, melalui kontak darah, melalui cairan tubuh, ASI dari ibu ODHA, melalui cairan dari alat kelamin,” jelasnya.

Belakangan ini, pemicu naiknya  ODHA pengaruh smart phone. Terutama bagi anak muda yang kurang selekstif, janjian melalui chatting mengarah ke hal seronok, mengaskses konten dewasa, lantas  mengikuti melakukan kontak hubungan fisik yang mengarah pada pergaulan bebas.

“Perihal  pergaulan bebas yang harus diantisipasi. Karenanya peranan orang tua sangat dianjurkan  harus melakukanm pengawasan lebih. Ini berkaitan dengan penurunan moral pada sebagian generasi muda di lingkungan kita,” ajak dr Hardini, Ketua Komite Etik Hukum RSUD Jombang ini. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC
Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM
Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini
Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap
RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan
Poli VCT RSUD Jombang Layani Deteksi dan Terapi HIV/AIDS Sepenuh Hati: Pengobatan Bukan Akhir, tapi Awal untuk Hidup Lebih Sehat
302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030
Untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat dan Atasi Stunting, Pemkab Jombang Gencarkan GEMARIKAN

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 15:44 WIB

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC

Selasa, 25 November 2025 - 13:48 WIB

Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM

Kamis, 13 November 2025 - 14:33 WIB

Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:25 WIB

Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:07 WIB

RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan

Berita Terbaru