
Desa Plosokerep Optimalkan Potensi dengan Pelatihan Hidroponik
Jombang, layang.co – Pemerintahan Desa Plosokerep, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berobsesi memaksimalkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada dengan melakukan pelatihan budidaya tanaman hortikultura pola tanam hidroponik.
Pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Plosokerep itu merupakan implementasi program kerja berkelanjutan Kepala Desa Bambang Hermanto, S.Sos pada masa jabatan kedua ini. Diikuti para ibu rumah tangga kader komunitas hidroponik. Dipandu nara sumber dari Dinas Perhutani Jawa Timur, Wilker Kabupaten Jombang yang dikoordinir Rusdi Waluyo.
Pelatihan dilakukan dengan praktik lapang di halaman belakang Kantor Desa, Sabtu (26/3/2022) pagi, dipantau Kepala Desa dan anggota BPD setempat. Praktik menanam jenis sayur bayam merah, bayam hijau, dan sayur sawi. Media tumbuh menggunakan bahan Rockwood yang disediakan nara sumber.
“Sesungguhnya, budidaya hidroponik sudah dilakukan oleh warga. Pada Sabtu ini merupakan praktik lanjutan, dengan modul berbeda. Dari pelatihan awal, sejumlah warga sudah menindaklanjuti bertanam di pekarangan yang dimiliki. Hasilnya cukup menambah alternatif kebutuhan sayur dan pendapatan keluarga,” papar Bambang Hermanto saat berdialog dengan http://layang.co, seusai melakukan pencerahan kepada warganya.
Orientasi bagi pemerintahan Desa Plosokerep, yakni terdapat peningkatan SDM dan SDA ibu-ibu rumah tangga dibantu para suami dalam upaya penambahan dan pertumbuahn ekonomi kreatif, dalam menyikapi suasana pandemi Covid-19, yang nota bene, berpengaruh pada pendapatan masyarakat.

Tujuan utama kami, lanjut Bambang, membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya menghindari stunting, walaupun di Desa Plosokerep belum dan semoga tidak ada catatan anak-anak yang terkenan stunting.
Hasil budidaya hidroponik oleh Pokja yang telah dikembangkan 6 bulan lalu itu, telah berhasil menjual sayur sawi kepada publik. Masa panen sayur sawi hanya satu bulan. Teknis dilapangan, mereka menanam secara berjenjang, sehingga masa penen tidak bersamaan, tetapi berkesinambungan,” jelas Bambang Hermanto Kades, yang sudah purna tugas dari Dinas Perkebunan Kabupaten Jombang sejak tahun 2016 lalu ini.
Untuk menunjang asupan gizi menghindari stunting, peserta juga dilatih teknik pengolahan hasil tanaman hidroponik menjadi beragam menu olahan. Diantaranya berupa powding dari bonggol sawi, naget dari daun sayur sawi. Harapannya dengan beragam olahan menjadikan anak-anak suka mengkonsumsi sayur sayuran.
“Kedepan, kami ingin aktifitas bercocok tanam secara hidroponik ini bisa dipraktikkan pada anak-anak SD. Karena cara ini tidak butuh lahan luas, bisa di lingkungan rumah tinggal, asalkan masih bisa terkena sinar matahari, dengan aliran air yang cukup. Kondisi itu semua bisa kita modifikasi sesuai kebutuhan,” pungkas Bambang. (dan)