Sosialisasi Insomnia dan Sleep Hygiene serta Penanganannya di Poli Kesehatan Jiwa RSUD Jombang

- Penulis

Jumat, 30 April 2021 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Duduk kanan, dr Antina Nevi Hidayati, Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa) pada dialog  Humas RSUD Jombang menyapa, Kamis (29/4/2021).

Duduk kanan, dr Antina Nevi Hidayati, Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa) pada dialog Humas RSUD Jombang menyapa, Kamis (29/4/2021).

Sosialisasi Insomnia dan Sleep Hygiene serta Penanganannya di Poli Kesehatan Jiwa RSUD Jombang

Jombang, layang.co – Insomnia merupakan gangguan tidur paling sering dikeluhkan. Secara kronis diderita oleh 10-15 % populasi.  Merupakan masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan tingginya angka absensi, dan dapat memicu munculnya berbagai penyakit fisik maupun mental.

“Sebelum memicu timbulnya penyakit lain, jangan ragu-ragu datang ke poli jiwa.  Pengunjung poli jiwa tidak perlu  merasa lebih rendah dari orang lain. Jangan sampai  insomnia atau masalah kejiwaan lainnya tidak dikelola dengan baik, sehingga menjadi satu  kelemahan yang menghalangi kita meraih cita-cita”.

Demikian dr Antina Nevi Hidayati, Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa) pada dialog  Humas RSUD Jombang menyapa, Kamis (29/4/2021). Dia menyampaikan  hal tersebut berkaitan fenomena banyaknya orang mengalami gangguan tidur, atau lebih populer dengan sebutan “insomnia”.

Insomnia adalah kondisi kurang tidur yang terjadi terus menerus. Menurut dokter poli jiwa yang akrab dipanggil dokter Nevi, waktu tidur kurang dari 6 jam dapat menyebabkan gangguan kognitif, perubahan mood, dan abnormalitas kadar hormon dalam tubuh.

Apabila mengalami insomnia tiga hari berturut-turut harus diwaspadai. Karena dapat menimbulkan kecemasan, bahkan sampai bisa depresi. Kecemasan tentang tidur, justru menyebabkan keterjagaan, pikiran yang terus-menerus, dan timbul ketegangan otot yang justru memperburuk lingkaran setan kecemasan dan insomnia.

“Insomnia dengan peningkatan keterjagaan juga kerap menyertai gangguan jiwa lain, misalnya depresi, atau mania,” ungkap dokter spesialis kedokteran jiwa alumni Unair Surabaya 2015 lalu ini.

Disampaikan pula, beberapa faktor yang menyebabkan insomnia berlangsung terus menerus adalah: 1) kebiasaan tidur yang buruk yang dibiarkan terus, 2) kekhawatiran yang berlebihan tentang tidur, 3) menghabiskan waktu terlalu lama untuk mencoba tidur.

Dokter kelahiran Jombang 46 tahun lalu ini juga mengutarakan, waspadai insomnia primer, gangguan tidur tanpa sebab, yang dianggap bentuk gangguan cemas dengan fokus kekhawatiran akan kebutuhan tidur yang tidak tercukupi.

Insomnia dalam bentuk tidur yang terputus-putus, sering ditemukan pada penderita demensia atau gangguan otak lain yang menggambarkan penurunan fungsi area otak yang mengatur  siklus tidur-terjaga, misalnya bila ada lesi di daerah suprakiasma atau hipotalamus.

Baca Juga:  Polres Beri Pengobatan Gratis Pada Pengajian Sumobito Bersholawat

Beberapa hal dapat memicu munculnya insomnia jangka pendek, diantaranya stres psikologis, dukacita, cemas, kebisingan. Masalah fisik, nyeri, kehamilan, penyakit jantung dan paru, penyakit saluran kemih. Gangguan psikiatri, depresi atau cemas.

“Selain itu, penggunaan obat atau zat pemicu insomnia, misalnya obat beta bloker, obat anti depresi, obat penahan nafsu makan, alkohol, kopi, rokok,” kata dokter yang setiap hari tugas di Poli Jiwa RSUD Jombang ini.

Menurutnya, keluhan insomnia meliputi, jumlah tidur yang terlalu sedikit, perlu waktu lama untuk memulai tidur, tidur yang tidak menyegarkan disertai adanya penurunan fungsi pada siang hari misalnya muncul kelelahan, kurangnya konsentrasi, turunnya daya ingat, dan emosi yang memburuk.

Untuk mengatasi hal serupa itu, dokter alumnus FK Unair 2001 ini, menyarankan, agar penderita insomnia membiasakan tidur yang baik (hygiene tidur/sleep hygiene). Misalnya,  melatih  keteraturan jadwal tidur, tidur dan bangun pada waktu yang hampir sama setiap hari.

“Mengurangi paparan cahaya, karena pada suasana cahaya yang terang, tubuh dan otak cenderung lebih aktif.  Tidurlah pada saat mengantuk,  tidak masuk kamar sebelum mengantuk, ini merupakan solusi,” tuturnya.

Hindari konsumsi alkohol, rokok, kopi, dan zat pembangkit lain yang meningkatkan keterjagaan, utamanya setelah sore hari. Gunakan kamar tidur hanya untuk tidur dan aktifitas sangat privat, hindari suasana yang dapat mengganggu tidur, tambahnya.

Kadangkala obat diperlukan, katanya, tidak saja untuk mengatasi insomnia, namun juga beberapa gangguan jiwa yang menjadi pemicu munculnya insomnia.

Obat anti insomnia pada umumnya merupakan obat keras yang harus diresepkan oleh dokter, penggunaannya dibatasi, dan rawan disalahgunakan. Karena itu penggunaan obat pada insomnia memerlukan kerjasama yang baik antara dokter dan pasien.

“Sebab itu, datang konsultasi ke Poli Jiwa RSUD Jombang dari hari Senin- Jum’at untuk mendapatkan solusi terbaik, akan lebih bermanfaat, sebelum gangguan tidur berlanjut menimbulkan penyakit penyerta lainnya,” pungkas dokter yang telah memiliki dua putra ini. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC
Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM
Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini
Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap
RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan
Poli VCT RSUD Jombang Layani Deteksi dan Terapi HIV/AIDS Sepenuh Hati: Pengobatan Bukan Akhir, tapi Awal untuk Hidup Lebih Sehat
302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030
Untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat dan Atasi Stunting, Pemkab Jombang Gencarkan GEMARIKAN

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 15:44 WIB

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC

Selasa, 25 November 2025 - 13:48 WIB

Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM

Kamis, 13 November 2025 - 14:33 WIB

Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:25 WIB

Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:07 WIB

RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan

Berita Terbaru