
Belajar Daring di SMPN 6 Jombang Guru Aktif Lakukan Bimbingan dan Home Visiting
Jombang, layang.co – Proses kegiatan belajar mengajar di SMP Neger 6 Jombang dilakukan secara daring (dalam jaringan) internet. Berbagai tantangan menghiasi, dalam pandemi Covid-19, guru aktif mendatangi murid yang mendapat kendala, dengan harapan proses belajar tetap berjalan dan siswa tidak putus sekolah.
Guru daring harus lebih sabar, butuh perjuangan keras. Aktif mendatangi siswa, mencarinya hingga berjumpa dan memberikan motivasi bagi murid dan orang tua. Selain itu, guru harus bersikap sabar menunggu hasil kerja siswa, karena masih banyak siswa tidak memiliki HP sendiri, harus menunggu HP milik orang tua, sepulang kerja, dampaknya, tugas bagi siswa tidak bisa segera tersesaikan sesuai jadwal.
Edy Sutikno, S.Pd., M.MPd., Kepala Sekolah SMPN 6, saat berbincang dengan http://layang.co, Rabu (24/2/2021) mengatakan, sejauh ini koordinasi tim pengajar sangat baik, tantangan dan kendala bisa terselesaikan. Meski ada sejumlah guru harus super ekstra menjalankan tugasnya. Aktif mencari muridnya, menemui dan menjelaskan kepada orang tua ke rumah.
Selain kendala tidak memiliki HP, ungkap Edy Sutikno, ada siswa yang tidak mau mengerjakan tugas karena malas. Sehingga dilakukan home visiting, memotivasi orang tuanya. Bahkan, kadang harus mencari sampai bisa ketemu siswa yang bersangkutan.
“Tantangan di SMPN 6, ada sekitar 20% murid dari keluarga broken home. Anak yang demikian, guru harus mencari sampai ketemu, di rumah orang tua, kakek/neneknya tidak ditemukan, ternyata ikut tinggal dengan orang, yang dulu pernah membantu keluarganya. Kepada anak-anak pada status itu, guru harus melakukan pendekatan dengan hati, terus mengajak belajar, mensuport agar bisa menyelesaikan sekolah,” tutur mantan Kasek SMPN 2 Kabuh ini.
Secara umum proses pembelajaran lancar, secara administratif semua siswa kelas 7, kelas 8 dan kelas 9 bisa mengikuti, dipandu wali kelas masing-masing. Meski kadang terlambat kirim hasil tugas. Hal ini bisa dipahami karena alasan tidak punya pulsa paket internet, padahal pihak sekolah telah membantu pulsa yang diambilkan dari dana BOS senilai Rp 30.000/bulan tiap siswa, yang total berjumlah 657 murid, dengan rincian 7 ruang belajar tiap kelas dengan kapasitas 32 anak.
Kasek yang bertugas di SMPN 6 sejak bulan April 2020 lalu ini, merasa prihatin, karena belum pernah bertemu tatap muka dengan siswa kelas 7 yang jadi muridnya. Dia khawatir implementasi pembelajaran daring serupa ini memberikan manfaat tidak maksimal. Apabila berkelanjutan akan menurunkan kualitas dan mental bangsa. Karena strategi belajar tidak terjalin interaksi. Sopan santun antara siswa, orangtua akan hilang. Lagi pula bobot kelulusan secara akademis akan jauh menurun.
“Biar bagaimanapun, belajar tatap muka antara guru dan murid akan lebih baik, dipandang dari berbagai sisi, pembinaan mental, akademis, perilaku, menanamkan budaya berbangsa dan bernegara. Saya pribadi berharap, pola pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai,” pinta Edy Sutikno, mantan Kasek SMPN 2 Tembelang ini.
Untuk mendukung belajar tatap muka, pihaknya mempersiapkan segala sesuatunya, terutama untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Seperti perbaikan sarana olahraga, bola basket, lapangan bulu tangkis, dan tenis meja dalam lingkup sekolah. Upaya ini mengingat olahraga dan ekstrakurikuler di SMPN 6 bisa mendongkrak prestasi, dan SMPN 6 menjadi pilihan tempat belajar bagi masyarakat di sekitar Desa Dapurkejambon, Kecamatan Jombang Kota ini.
Catatan prestasi dari SMPN 6 pelajaran ekstrakurikuler di antara tahun 2019 pernah juara 1 Sepak Bola antara SMP se-Kabupaten Jombang, Juara 1 dan Juara 2 Cabor Bola Basket, Juara Bola Voli. Selain itu, ektrakurikuler seni budaya, di SMPN 6 terbentuk tim kesenian Barongsae. “Sarana ekstrakurikuler terus kami siapkan sesuai kebutuhan,” ujarnya. (dan)