Penyerahan Hadiah Utama Berupa Kulkas oleh Sekretaris Disporapar Jombang, Heru Cahyono Kepada Peserta Gowes, Minggu (17/11)
Disporapar Jombang Ngajak Gowes Sembari Singgah di Situs Petilasan Damarwulan Start dan Finish di Pasar Denanyar
Jombang, layang co. – Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Jombang melakukan kegiatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat untuk menjaga kebugaran sembari singgah di Petilasan Damarwulan yang terletak di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh dengan cara Gowes, sepeda pancal bagi warga Jombang, start dan finish bertempat di lingkungan Pasar Desa Denanyar, Kecamatan Jombang.
Sedikitnya 1.500 orang putra-putri dan anak-anak penggemar komunitas dan warga pecinta sepeda pancal turut meramaikan kegiatan dimaksud. Ramainya mancal bareng itu, disamping berorientasi mengajak warga untuk menjaga kesehatan, Panitia juga menyediakan beragam hadiah yang diundi berdasarkan kupon peserta seperti hadiah hiburan dan tiga sepeda pancal, serta hadiah utama kulkas dua pintu.
Start dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Berarak-arakan mereka menempuh jarak sekitar 15 KM. Pada jarak sekira 8 KM dari start mereka singgah di lokasi petilasan Damarwulan. Di tempat itu, peserta harus berhenti sebentar untuk mendapatkan kupon undian, yang kemudian bagian robekannya disertakan dalam undian di pasar Denanyar.
Hadiah utama berupa kulkas diperoleh seorang perempuan anggota komunitas gowes dari Kecamatan Ngoro, sedangkan tiga sepeda pancal maupun hadiah hiburan telah diterimakan kepada pemilik undian yang nomornya cocok dengan yang disebutkan oleh panitia.
Kegiatan yang dikemas dalam “Gowes Damarwulan” itu dimaksukan untuk memperkenalkan kepada khalayak ramai, utamanya bagi warga Jombang. Agar distinasi wisata Petilasan Damarwulan lebih dikenal, sebagai bagian tujuan wisata bersama keluarga.
Dipusatkannya lokasi start/finish di kompleks Pasar Denanyar bertujuan memberdayakan sektor industri pariwisata. Diantaranya, memberdayakan daya beli peserta singgah untuk mengkonsumsi beragam menu makanan di warung-warung di pasar tersebut.
“Di lingkungan Pasar Denanyar telah tumbuh pusat oleh-oleh Onde-onde “Alief” Jombang. Selain itu, kami ingin memperkenalkan dan berbagi kepada warga. Agar pertumbuhan potensi wisata dan potensi ekonomi rakyat sekitar pusat kegiatan semakin tumbuh berkembang,” papar Heru Cahyono Sekretaris Disporapar mewakili Kepala Disporapar Hadi Siswaji, yang tidak sempat hadir pada acara tersebut.
Bagaimana Petilasan Damarwulan
Mengutip beritajatim.com, 20 Mei 2016, bahwa petilasan Damarwulan yang ada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Jombang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Petilasan tersebut diperkirakan ada sejak abad 14.
Kepastian itu dilontarkan setelah Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur meneliti benda cagar budaya yang berserakan di lokasi. Diantaranya, pecahan aneka gerabah (kendi, jambangan, bata merah besar). Selain itu juga ditemukan patung berbahan tanah liat atau terakota. Terakhir, terdapat pecahan guci dan keramik buatan Cina.Kasi Pemberdayaan Olahraga Masyarakat Didik Heru Menyerahkan Hadiah Sepeda Pancal
Di atas petilasan itu juga terdapat kolam kuno. “Kami berani memastikan bahwa petilasan ini merupakan peninggalan Majapahit atau abad 14. Hal itu bisa dilihat dari benda-benda yang ditemukan di petilasan ini,” kata Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhammad Said, saat meninjau lokasi.
Namun demikian, Andi belum berani memastikan apakah petilasan itu dulunya pemukiman atau tempat pemujaan. Untuk memastikannya, lanjut Andi, dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Termasuk memeriksa struktut bata yang terpendam di lokasi tersebut.
Benda cagar budaya itu sendiri diketahui setelah pihak desa berencana membangun kolam pancing di petilasan tersebut. Alat berat didatangkan untuk melakukan penggalian kolam. Nah, dari situlah benda-benda cagar budaya ditemukan.
Bagi warga Desa Sudimoro, keberadan petilasan Damarwulan sebagai peninggalan Majapahit bukan hal baru. Sejak turun temurun, lokasi tersebut memang digunakan sebagai punden. Kegiatan sedekah desa dan pagelaran wayang kulit selalu digelar di petilasan itu.
Di petilasan itu juga terdapat tiga cungkup. Cungkup pertama dan kedua diberi nama petilasan Maharesi Maudoro. Sedangkan cungkup ketiga diberinama petilasan Damarwulan. Di bawah cukup itu terdapat bekas-bekas pembakaran yuswa untuk sesembahan.
“Pada malam-malam tertentu ada orang dari luar kota melakukan meditasi di cungkup itu. Mereka kebanyakan meminta kenaikan pangkat. Sejak dulu kami percaya bahwa Damarwulan pernah tinggal di sini sebelum mengabdi ke Majapahit. Makanya kami sangat menyayangkan kalau petilasan ini dibuat kolam,” ujar Ponijan (70 tahun), juru kunci petilasan Damarwulan.
Seperti diberitakan, situs Damarwulan di Desa Sudimoro porak-poranda. Pasalnya, di atas lahan 5.600 meter persegi itu akan dibangun kolam renang dan kolam pancing. Saat penggalian, dari perut kolam tersebut muncul berbagai benda cagar budaya. (dan)