Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC
Jombang, layang.co – Puskesmas Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur hingga saat ini terus intensif memberikan pelayanan kepada pasien penderita HIV-AIDS dan TBC di wilayah kerjanya.
Catatan hingga per pertengahan Desember 2025 ini, jumlah pasien yang aktif melakukan pengambilan obat HIV antiretroviral (ARV) sebanyak 33 orang, dari 38 pasien HIV/AIDS yang semula terdata oleh Puskesmas Kesamben.
“Setiap hari Rabu, Puskesmas memberikan pelayanan. Mereka sendiri datang ngambil obat secara gratis, dengan cepat, langsung mereka pulang,” tukas Selamet Puji Ismawanto, Penanggungjawab Program HIV/AIDS Puskesmas Kesamben.
Melalui Selamet Puji Ismawanto, Kepala Puskesmas Kesamben dr Helena Agestin Mayangsari menyampaikan apresiasi atas konsistensi para pasien aktif datang mengambil obat. Perilaku itu, memberi sinyal antusias diri pasien untuk berusaha pulih sehat sangat tinggi.
Disampaikan Selamet Puji Ismawanto, obat antiretroviral (ARV) diberikan secara gratis, bekerja memperlambat perkembangbiakan virus, bukan menyembuhkan, dengan cara menghambat enzim kunci virus.
“Alhamdulillah, sejauh ini kondisi mereka sehat, virus yang ada di tubuh mereka tampak melemah, sehingga kondisi mereka stabil, sehat,” ungkap Ismawanto di tempat kerjanya saat berbincang dengan https://layang.co, Senin (15/12/2025).
Wilayah kerja Puskesmas Kesamben meliputi delapan desa yaitu, Kesamben, Podoroto, Jombatan, Kedungbetik, Kedungmlati, Pojokulon, Jatiduwur, dan Gumulan itu, pasien HIV/AIDS yang ditangani berasal dari temuan atas pemeriksaan ketika berobat di poli lingkup Puskesmas Kesamben, ada pula rujukan dari rumah sakit lain.
“Rujukan, untuk mendekatkan domisili pasien saat mengambil obat,” tandas Selamet Puji Ismawanto, tanpa bersedia merinci jenis kelamin penderita.
Menurutnya, usia pasien HIV/AIDS di wilker Puskesmas Kesamben masuk kategori usia produktif yakni mulai 18 tahun ke atas. Rata-rata sudah berkeluarga. Mereka tertular dari hubungan sex menyimpang, berganti-ganti pasangan, tanpa menggunakan alat pengaman.
“Hingga menjelang akhir Desember 2025 ini belum, atau tidak ditemukan pasien baru,” imbuhnya.
Pihak Puskemas sejauh ini berupaya melakukan sosialisasi untuk menekan dan menjaring informasi pasien baru, dengan melakukan layanan VCT Mobil HIV/AIDS ke desa-desa manakala ada kegiatan Kades Posyandu berlangsung, dua kali dalam setahun.
Ditemukan 51 Pasien TBC
Di Puskesmas Kesamben juga masih ditemukan penderita TBC (Tuberkulosis). Menurut, Eny Purwanti, Penanggungjawab Program TBC menyampaikan, hingga 12 Desember 2025, terdapat 51 pasien. Sebanyak 32 penderita diantaranya, merupakan pasien temuan saat melakukan pemeriksaan dari poli.
Dia menjelaskan, TBC (Tuberkulosis) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, terutama menyerang paru-paru tetapi bisa juga menyerang organ lain seperti tulang, ginjal, otak, usus, dan kelenjar getah bening.
Mayoritas penderita berusia sepuh, 25 tahun ke atas. Pasien TBC diawali penyakit penyerta seperti penderita Diabet Melitus (DB)., atau murni infeksi paru-paru.
Upaya yang dilakukan pihak Puskesmas, diantaranya, melakukan TPT (terapi pencegahan tuberkulosis), dengan tujuan memutus mata rantai penularan dan mengurangi risiko penyakit kepada orang lain, utamanya lingkungan keluarga.
“Tiap Senin, Puskesmas memberikan layanan pengambilan obat secara gratis. Pengobatan harus dilakukan secara intensif, rutin minimal dalam waktu 6 bulan agar pasien bisa pulih sehat,” kata Eny Purwanti.
Dari pasien TBC ini, diantaranya 3 orang ditemukan dari penderita HIV/AIDS, seorang sudah meninggal, dua orang masih dalam pengobatan, ungkap Eny. (dan)














