Warga Mangunan, Kecamatan  Kabuh, Hidup Kukuh di Atas Daun Talas

0
254
Demikianlah, suasana warga Dusun Brumbung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, mengolah daun talas di lingkup rumah tinggalnya.

Warga Mangunan, Kecamatan  Kabuh, Hidup Kukuh di Atas Daun Talas

“Bagaikan air di atas daun talas”. Itulah peribahasa Indonesia yang bermakna bagi sebagian orang. Yang memberi arti harfiah, seseorang tidak berpendirian atau selalu berubah-ubah.

Maksudnya, ketika seseorang dihadapkan dengan beberapa pilihan, ia selalu tidak bisa berpendirian teguh terhadap opsi yang dipilih.

Namun tidak demikian bagi sebagian warga Dusun Brumbung, Desa Mangunan, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini.

Perubahan itu tidak berlaku, terutama bagi Mbah Wo, seorang warga Mangunan. Meskipun Mbah Wo, awalnya ia merasa menjadi korban video youtube yang ia tonton.

Seiring dengan waktu, atas ketekunan yang ia lakukan, kini hasil nonton video memberi makna lebih.

“Sebenarnya korban dari youtube mas, lihat-lihat youtube ada potensi ekonomi dari daun talas, terus kita coba, alhamdulillah hasil berjalan seperti sekarang ini,” katanya saat berbincang disela kesibukan mengolah daun talas dirumahnya, Jumat (11/8/2023) lalu.

Pasca menyaksikan tayangan youtube, justru sekitar empat tahun lalu, kini mereka kukuh berdiri diatas daun talas.

Sebagaimana diutarakan Sumadi, 53 tahun, Kepala Dusun akrab dipanggil Mbah Wo (Kamituwo/sebutan pejabat Kepala Dusun, red) yang menginspirasi sebagian warganya dalam menemukan jalan meraih sumber perenomian baru.

Dari merajang daun talas mereka meraup puluhan juta rupiah sebulan.  Ternyata daun talas memiliki nilai ekonomi yang tinggi setelah diolah oleh tangan terampil, seiring pengalaman.

Di tangan Sumadi (53) daun talas basah dirajang halus,  setelah dilakukan penjemuran dan kering daun talas dimanfaatkan sebagai pengganti tembakau rokok.

Pria yang akrab disapa Mbah Wo Mangunan ini memang memiliki minat tinggi di dunia pertanian. Tak jarang rasa ingin tahu, membawanya untuk mencari trobosan di dunia pengolahan hasil pertanian.

Pasca melihat video youtube, pada tahun 2019 dirinya terinspirasi menerapkan gagasan untuk mengolah, memanfaatan potensi daun talas yang tumbuh di sekitar dusun.

Secara otodidak ia belajar dari video youtube, kemudian ia bertekad untuk memulai usaha rajangan daun talas kering.

Awalnya, ia kesulitan menjual hasil rajangan tersebut, menumpuk. Penjualan diakuinya masih menyasar pasar lokal meski belakangan ini akhirnya ada juga permintaan ekspor.

Akan tetapi, seiring waktu akhirnya produk itu mulai banyak peminat bahkan dilirik eksportir. Pada 2022 merupakan ekspor perdana rajangan daun talas dari Jombang. Waktu itu, ekspor pertama sempat diberangkatkan oleh Ibu Bupati Hj Mundjidah Wahab.

“Awalnya tidak ada nilainya, sekarang ada nilainya, termasuk untuk warga,” ujar Mbah Wo.

Dia menyebut, tidak sembarang daun talas yang bisa dipakai. Melainkan hanya talas yang dikenal umum dengan Talas Bening, atau kalau lokal di Jombang bernama Talas Endro. Secara varietas sama tapi biasa penamaan lokal berbeda.

Melalui permodalan mandiri, Ia mampu produksi 3 ton daun talas kering atau dalam sehari jika tidak ada kendala bahan baku bisa produksi sampai 1 ton rajangan daun talas.

“Masalah bahan baku, 50 persen dari Jombang, sisanya diperoleh dari kediri, dari Ponorogo, Magetan,” terangnya.

Sumadi menjual daun talas kering rajangan di harga Rp 24 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogram tanpa sortir untuk lokal. Sementara kalau untuk ekspor harga Rp 26 ribu sampai Rp 27 ribu per kilogram.

“Omset penjualan per bulan kalau bahan baku lancar menghasilkan barang 3 ton daun talas rajangan kering nilainya Rp 70 juta sampai Rp 80 juta,” jelas dia.

Ia berharap, bisa memberikan solusi ekonomi warga setempat ditengah banyaknya kesulitan. Sejauh ini sudah bisa membantu pekerjaan sekitar 20 orang tenaga kerja saat produksi.

“Pemberdayaan masyarakat, pada situasi perekonomian sulit biar masyarakat tidak nganggur, ada pemasukan untuk sekolah anak dan lain sebagainya,” tukasnya.

Dengan telaten dan tekun merajang daun talas, pola kehidupan sebagain warga Dusun Brumbung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, kukuh secara ekonomi. Bisa merajut harapan untuk masa depan. Semoga, tidak terombang-ambing seperti air diatas daun talas. Tetapi semakin lama diterkuni semain kukuh, mantap….mencerahkan. AAmmiiiin!!!  (dan)