Dinas Perkim Serahkan Upah Pekerja Pembangunan RTLH Tahun 2021
Jombang, layang.co – Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Jombang Ir Heru Widjajanto, M.Si, melalui Kepala Bidang Perumahan Setiawan Afandi, ST, MT, hari Selasa (7/12/2021) menyerahkan upah pekerja pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2021 bagi warga penerima program RTLH di Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Mojoagung.
Penyerahan dana bersumber dari P-APBD tahun 2021dilasanakan di Pendopo Kecamatan Bareng, secara tunai setelah ditransfer atas nama penerima dari Bank Jatim disampaikan kepada penerima, dihadiri tenaga pendamping seperti Cahya, pendamping RTLH Desa Ngrimbi.
Besaran upah bervariasi antara Rp 750.000 – Rp 2,5 juta, tergantung kondisi kerusakan rumah yang terkena bencana. Tujuan bantuan untuk peningkatan kualitas RTLH dan RTLH terkena bencana alam (banjir/longsor).
Upah penanganan rumah dampak bencana yang ada di Kecamatan Bareng total Rp 28.250.000 terbagi pada tiga desa yaitu, Desa Bareng Rp. 18.250.000 untuk 11 unit/penerima dengan besaran Rp 750.000 – Rp 2,5 juta. Desa Ngampungan sebesar Rp. 5 juta untuk 4 penerima dengan upah kerja Rp 500.000 – Rp. 1.500.000,-. Desa Ngrimbi sebesar Rp 5 juta untuk 4 penerima dengan upah Rp 1.000.000 – Rp. 2 juta.
Selain upah pekerja di Kecamatan Bareng, pada hari yang sama Dinas Perkim juga menyerahkan dana serupa bagi 5 penerima di Desa Seketi, Kecamatan Mojoagung.
“Penyerahan upah kerja ini karena progres pekerjaan fisik pembanguna atau revisi RTLH sampai saat ini, alhamdulillah sudah 100 persen, sudah selesai,” ucap Setiawan di Kantor Kecamatan Bareng sembari konfirmasi kepada pemilik rumah, dan mendapat jawaban, “Sudah” dari para penerima.
Pada tahun 2021 ini Dinas Perkim telah merealisasikan pembangunan 24 unit RTLH dalam bentuk dana bantuan sosial. Untuk Desa Seketi jumlah penerima bantuan sebanyak 5 unit rumah, masing-masing mendapat Rp. 20.000.000 sehingga total anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-.
UntukKecamatan Bareng Dana Bantuan Sosial dipergunakan untuk peningkatan atau perbaikan rumah dampak bencana alam dengan rincian dana masing-masing penerima bantuan bervariasi sesuai dengan tingkat kerusakan rumah, total Rp 212.530.000.
Jumlah penerima bantuan Desa Bareng sebanyak 11 unit rumah, Desa Ngampungan sebanyak 4 unit rumah, Desa Ngrimbi sebanyak 4 unit rumah. Sehingga total yang ditangani pada PAPBD 2021 sebanyak 24 unit.
“Alhamdulillah bantuan untuk perbaikan kualitas RTLH sudah diserahkan dan telah dipergunakan belanja material, sudah lunas. Hari ini diserahkan upah pekerjanya,” jelas Setiawan Afandi.
Dikesempatan yang sama, Camat Bareng Usman, S.E., M.Si, meminta kepada warganya yang menerima upah pekerja agar digunakan sesuai kebutuhan pekerja. “Saya minta tolong uang yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Jombang digunakan sesuai dengan kebutuhan,” tuturnya.
Usman juga mengaku mengetahui kondisi rumah-rumah warga pada saat tertimpa musibah waktu itu. “Saya tahu persis pada waktu itu banyak rumah-rumah yang terendam air, banyak yang rusak bahkan ada yang roboh. Alhamdulillah dulu tidak ada korban jiwa. Melalui kejadian itu, menjadikan kita semua berhati-hati,” tambahnya.
Menghadapi musim hujan, Camat menghimbau, agar anak, suami, bagian keluarga bisa memperhatikan lingkungan, terutama perlu dilakukan pemangkasan pohon di lingkungan rumah. Pembersihan saluran, agar tidak menghambat arus aliran air, untuk menghindari banjir.
“Sebagai antisipasi kejadian seperti awal tahun lalu, perangkat desa maupun kepala desa saat ini jaga piket bergilir, disini (kantor kecamatan), untuk koordinasi manakala ada bencana. Semoga saja tidak ada kejadian seperti tahun lalu,” do’a Camat Usman.
Seorang penerima program RTLH, Astutik Atin (37 tahun), warga RT 003 RW 004 Dusun Dadirejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng merasa gembira, karena rumah yang ditempati yang dulu terbuat dari bambu, sekarang menjadi rumah permanen, berbahan batako.
Astutik Atin mendapat bantuan dari Pemerintah melalui Dinas Perkim sebesar Rp 20 juta untuk memperbaiki rumahnya. Bersama keluarga ia menyiapkan dana Rp 15 juta, sehingga rumah milik kakaknya yang dia tempati bersama suami dan dua anaknya kini tetap ada dua kamar dinding batako, atap dari asbes.
“Alhamdulillah rumah menjadi lebih baik, tetap dua kamar. Sudah ada dapur, ala kadarnya, namun belum memiliki WC, sehingga masih butuh perbaikan lebih lanjut,” tukasnya. (dan)