Pasca Diresmikan, Kondisi Tirta Wisata Jombang Memprihatinkan ………. Ada Pembiaran Potensi
Jombang, layang.co – Kondisi riil lokasi tujuan wisata “Tirta Wisata (TW)” yang terletak di lingkungan Desa Keplaksasi, Kecamatan Peterongan, Jombang sungguh memprihatinkan. Tiada pengunjung yang datang. Pasca diresmikan pada akhir Desember 2019 lalu oleh Bupati Jombang atas sejumlah fasilitas pendukung, kini tidak terawat……ada pembiaran potensi.
Pengamatan di lokasi mengungkapkan, rumput disekitar kolam tumbuh liar, sejumlah sarana yang telah diresmikan, gapura, gasebo, panggung tidak terawat. Tidak termanfaatkan. Di lantai panggung dedaunan pohon berserakan.
Gapura pintu masuk dibiarkan, tak ada lampu nyala kalau malam hari, kios yang ada di bagian depan tidak tampak adanya pedagang. Pedagang seakan enggan membuka gerai di lokasi yang sudah disiapkan. Alasan pengunjung sepi.
Ketika hari Minggu, atau hari libur tidak ada kegiatan sebagai daya tarik pengunjung. Hanya sebagian warga yang mancing ikan atas upaya Karang Taruna setempat. Namun, sehari dari mereka yang mancing hanya sedikit orang yang memperoleh ikan, padahal mereka ditarik uang dan parkir oleh penjaga.
Daya tarik di TW sementara ini adalah adanya mini water bom. Akan tetapi, pengunjung yang datang tidak seberapa jumlahnya. Menurut penjaga loket, kadang hanya puluhan anak-anak diantar orangtuanya, masuk dengan harga tiket Rp 10.000/per orang, dengan durasi pagi sampai sore.
“Hanya pada awal diperasionalkan tahun 2010 lalu sangat ramai, belakangan ini, banyak water bom serupa di tempat lain. Akibatnya di sini sepi. Hanya ramai kalau bebarengan ada kegiatan di lokasi ini,” ungkap penjaga loket.
Dibagian lain, kolam renang yang dulu jadi andalan TW juga sepi pengunjung. Saat layang.co meninjau, tidak lebih dari 7 kawanan anak muda berendam air, bukan untuk melakukan renang, hanya bermain air pada siang yang panas, keche’, atau hanya kum-kum.
Di bagian selatan, terdapat kolam ukuran besar, tampak tidak ada air. Panjang kolam ini 37 meter, dengan lintasan 6 titik starbox. Di dalam kolam ditumbuhin tanaman liar. Dibagian pojok utara, dinding pengaman roboh. Terkesan, sudah dalam waktu cukup lama, kolam ini tidak termanfaatkan.
Sarana lain yang tidak terawat adalah dua lapangan tenis lantai. Tampak sudah sekian waktu lapangan olahraga elit ini tidak digunakan oleh komunitas tenis lapangan. Dedaunan, kotoran lain berada di tengah lapangan. Pagar dirambati tumbuhan liar. Kursi tampak tidak pernah diduduki orang.
Drs Hadi Siswaji, M.M., Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jombang ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut mengatakan, pihaknya tidak bisa maksimal memanfatkan TW karena keterbatasan anggaran.
Menurutnya, pengembangan pariwisata terkait dengan investasi. Butuh modal cukup besar, dan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus ada keterlibatan satker lainnya. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk mengisi acara juga butuh anggaran,” ungkapnya.
“Saya hanya menunggu. Menurut rencana Ibu Bupati, TW dan Kebunratu akan dijadikan lokasi Musium Perdamaian,” jelasnya. Menyangkut hal tersebut upaya apa yang dipersiapkan Disporapar sebagai leading sektor ?
“Saya tidak bisa melakukan sesuatu karena realisasi program Musium Perdamaian agenda Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur,” kata Hadi Siswaji yang sempat jadi Sekretaris Disporabudpar selang beberapa waktu sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas.
Ditanya tentang konstribusi PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor pariwisata di TW, Hadi Siswaji mengatakan, target yang telah ditetapkan dari TW sebesar Rp 160 juta dalam tahun 2020. Sementara target PAD sektor pariwisata se-Kabupaten Jombang sebesar Rp 720 juta. Jumlah itu meningkat Rp 120 juta dibanding tahun 2019 sebesar Rp 600 juta.
Memperhatikan kondisi TW, Ketua DPRD Jombang, Mas’ud Zuremi kepada awak media pada suatu kesempatan menyesalkan sikap Dinas Porapar, mengingat investasi perbaikan fasilitas di TW yang diharapkan bisa mendokrak daya tarik TW, Pemkab Jombang telah mengucurkan dana sebesar Rp 1,3 M tahun 2019.
“Jika tidak ada upaya lebih, dikhawatirkan tidak ada konstribusi untuk PAD. Padahal investasi untuk fasilitas cukup besar. Ini harus ada tindakan nyata untuk menarik pengunjung,” cetus Mas’ud Zuremi Ketua DPRD yang berdomisili di Sumobito, yang setiap hari melintas di kawasan Tirta Wisata. (dan)