Gawat, Bronjong dan Tanggul di Jatiduwur Kesamben Jombang Terus Tergerus Aliran Sungai Brantas, Butuh Penanganan Segera

0
679
Kondisi Tanggul yang Tergerus (kiri), Tim Sedang Survey

Gawat, Bronjong dan Tanggul di Jatiduwur Kesamben Jombang Terus Tergerus Aliran Sungai Brantas, Butuh Penanganan Segera

Jombang, layang.co – Tanggul sungai Brantas sepanjang belasan meter yang ada di Jombang nyaris ambrol. Tanggul  mengalami abrasi dan amblas secara bertahap, akibat pusaran dan gerusan arus air yang mengalir di sungai Brantas.

Amblasnya tanggul itu termasuk bangunan  tiang beton dan batu bronjong yang berfungsi penahan air sebagian sudah  rusak.  Diduga abrasi ini  disebabkan karena aktifitas penambangan pasir secara ilegal dengan menggunakan alat mekanik sebelumnya.

Tanggul yang mengalami abrasi ini berada di  Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur,  Kecamatan Kesamben,  Kabupaten Jombang. Tanggul  yang menjadi pelindung pemukiman warga dari aliran sungai Brantas saat meluap  amblas secara bertahap.

Tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Jombang melakukan pemantauan ke lokasi, Selasa (15/1) dengan mengendarai perahu. tim  menyisir tepian sungai brantas. Saat dilakukan pemantauan  sejumlah titik tanggul  kondisinya sudah kritis.  Tiang beton dan batu bronjong penahan rusak dan sudah tidak berfungsi.

Burhanuddin Bersama Tim Survey Menggunakan Perahu

Burhanudin Komisi Sumber Daya Air BBWS Brantas mengakan, jika  tanggul sampai jebol, dampaknya sangat membahayakan. Sekitar 7 ribu hektar lahan pertanian akan terendam termasuk pemukiman di lima desa yang ada di sekitar tanggul. Lima desa padat pemukiman ini adalah Desa Jatiduwur,  Jatipandak, Podoroto, Pojokrejo, Wuluh dan Desa Blimbing.

Ambrolnya bronjong dan  tiang beton yang dibangun tahun 2018 ini disebabkan pondasi tanggul sudah menggantung akibat penambangan pasir ilegal. Dari ketebalan tanggul   30 meter sekarang menipis tinggal separo.  Apakah akan dilakukan pembangunan, Burhanudin mengaku pihaknya terbentur anggaran.  Namun petugas akan  terus melakukan pengawasan di titik yang mengkhawatirkan.

Sementara mengutip  Radar Jombang, 16/1/2020 halaman Brantas Raya, Kepala Dinas PUPR Jombang Miftahul Ulum, Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) II PJT 1 Arif Budiantono, dan Kepala Bidang Operasional Irigasi BBWS Brantas Ferry Syahrizal telah meninjau kondisi dilapangan.

Menurut Ferry Syahrizal memperhatikan kondisi dilapangan butuh segera dilakukan tindak lanjut penanganan.  Sedangklan menurut Miftahul Ulum, untuk pembangunan wilayah Brantas menjadi tanggungjawab BBWS Brantas Pusat. (dan)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here