Inilah Kurikulum Pesantren Giri Majdi Jombang, Pondok Berorientasi Cetak Ulama dan Santri Unggul Ditunjang Study Internasional
Jombang, layang.co – Pesantren Bertaraf Internasional (PBI) Giri Majdi merupakan salah satu pesantren yang mengedepankan profesional bagi santri lulusannya, sesuai tuntutan dinamika zaman.
PBI yang terletak di Jalan Raya Mojowarno, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang aktif melakukan inovasi untuk mencetak generasi unggul dan berdaya saing tinggi.
“PBI Giri Majdi adalah pesantren berbasis program, berkarakter salaf dengan kurikulum internsional.,” ungkap Direktur Pendidikan Formal PBI Giri Majdi Ustadzah Elisa Nurul Laili.
Untuk mencapai itu, manajemen PBI Giri Majdi menciptakan sistem pendidikan gabungan kurikulum diniyah dan kurikulum internasional (PISA/CAMBRIDGE).
Ustadzah Elisa Nurul Laili menyampaikan, sistem pembelajaran kitab dibagi menjadi 4 model, yaitu pengajian rutin (Kiai membaca, santri memaknai), kemudian pengajian sorogan (Santri membaca, asatidz mentashih), selanjutnya pengajian diniyah (klasifikasi berdasarkan kemampuan) dan yang terakhir musyawarah (Santri berdiskusi sesuai kelas masing-masing).
“Itu adalah program kader ulama. Jadi santri disini diwajibkan menghafal kitab sesuai kurikulum PBI Giri Majdi,” ungkapnya.
Selain program kader ulama juga ada Internasional Program didalamnya santri digembleng untuk bisa melanjutkan study ke luar negeri, imbuhnya.
“Selain 4 model tersebut, santri juga diwajibkan mengikuti kegiatan ubudiyah (Tajhizul Janaiz, Haidl, Sholat Ghoib dan Manasik), Bahtstul Masail, Bimbingan Qiro’ah dan Shalawat, Bimbingan Seni Hadrah Banjari, Bimbingan Literasi, Latihan Pengembangan Kader Dakwah, Majelis Dzikr (Tahlil, Yasin, Khotmil Qur’an, Dibaiyyah, Manaqib, Burdah dan Simtud Duror) dan Ziarah Maqam,” terang ustadzah wakil pengasuh Pesantren Bertaraf Internasional di Kota Santri ini, Sabtu (16/3/2024).
Ustadzah Elisa menyebut, program diniyah adalah program pengembangan kitab kuning yang dilaksanakan setiap 1 semester (6 bulan), kecuali kelas Syawir yang dilaksanakan setiap 1 tahun.
Tujuan dilaksanakan program diniyah adalah untuk memgembangkan skill membaca kitab kuning dan menerjemahkannya kedalam berbagai bahasa.
Adapun untuk program kader ulama pembagian tingkatan diniyah, sambung dia, ada 4 tingkatan dan disetiap tingkatan diwajibkan menghafal kitab.
Ustadzah Elisa membeberkan, yang pertama adalah tingkat I’dad kitab yang wajib dihafal adalah Alala, Hidayatussibyan, Tuhfatul Athfal, Jazariyah, Irhamna bilquran.
Kedua, adalah tingkat Ula, kitab yang wajib dihafal adalah Amtsilatuttasrifah, Irhamna Billughoh, Matnul Ghoyah Wartaqrib, Imrity, Mawshud.
“Ketia adala tingkat Wustho, kitab yang dihafal adalah Alfiyah dan Wowaidul I’rob,” terangnya.
Keempat, adalah tingkat Ulya kitab yang dihafal adalah Jauharul Maknun, Faroidul Bahaiyyah, Uddatul Faridl, Sullanul Munawwaroq dan Baiquniyyah.
“Acuan program kita ke program yang ada di website Giri Majdi. Tahfidz satu semester, kitab kuning satu semester, fiqh satu semester, bahasa english satu semester, bahasa arab satu semester, program exact dan bimbel khusus untuk persiapan kuliah ke luar negeri,” jelasnya.
“Adapun lulusan yang sudah bisa mengakses adalah perguruan tinggi di di Timur Tengah, Asia, Eropa, Amerika dan Australia,” tandasnya. (*dan)