“Sosialisasi Upaya Penanganan Sengatan Ular Berbisa oleh RSUD Jombang: Melindungi Masyarakat dari Ancaman Gigitan Ular Berbisa”

- Penulis

Selasa, 27 Juni 2023 - 06:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

dr Tri Putri Yuniarti, Sp.KP (kanan) menyampaikan materi sosialisasi “Upaya Penanganan gigitan, sengatan hewan berbisa dan keracunan  tumbuhan dan jamur”, yang dipandu Gionita Prayoga (kiri).

dr Tri Putri Yuniarti, Sp.KP (kanan) menyampaikan materi sosialisasi “Upaya Penanganan gigitan, sengatan hewan berbisa dan keracunan tumbuhan dan jamur”, yang dipandu Gionita Prayoga (kiri).

“Sosialisasi Upaya Penanganan Sengatan Ular Berbisa oleh RSUD Jombang: Melindungi Masyarakat dari Ancaman Gigitan Ular Berbisa”

Jombang, layang.co – Dokter Patologi Klinik dr Tri Putri Yuniarti, Sp.PK RSUD Jombang menyarankan apabila ada orang yang digigit ular dan minta pertolongan maka  jangan panik, tempatkan pasien di tempat yang aman dan tenang, upayakan jangan menggerakkan bagian badan yang tergigit ular berbisa. Jika banyak bergerak akan mempercepat racun meresap dan menyebar ke seluruh tubuh.

Lakukan upaya immobilisasi dengan menggunakan kertas kardus atau bahan kayu lainnya baru diikat dengan kain, supaya racun tidak bisa menjalar ke bagian tubuh lain. Segera hubungi telepon 118 atau 119 untuk mendapat pertolongan medis.

Demikian disampaikan dr Tri Putri Yuniarti, Spesialis Pathologi Klinik, saat berbincang dalam acara “Humas RSUD menyapa” yang dipandu oleh Giannita Prayoga, Senin (26/6/2023).

Dialog mengambil tema: “Upaya Penanganan gigitan, sengatan hewan berbisa dan keracunan  tumbuhan dan jamur”. Namun, agenda kali ini hanya fokus pada gigitan ular berbisa.

Tri Putri Yuniarti, Sp.PK menyampaikan, gigitan ular di daerah tropis di Indonesia sangat tinggi, namun masih banyak masyarakat yang belum tahu cara memberi pertolongan pertamanya, padahal gigitan ular merupakan kegawatdaruratan medis yang bisa menimbulkan disabilitas permanen atau kematian.

Menurut WHO, sekitar 5,4 juta orang mengalami gigitan ular setiap tahunnya, dan 2,7 juta diantaranya adalah gigitan ular berbisa. Sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat gigitan ular, dan tiga kali banyaknya amputasi dan disabilitas permanen.

Jumlah kasus gigitan ular di Asia Tenggara cukup tinggi. Di Indonesia ada sekitar 350 – 370 jenis ular. Sebanyak 70 jenis diantaranya berbisa.

Laporan Kementerian Kesehatan RI, setiap tahun ada 135.000 orang kena gigitan ular berbisa, angka kematian mencapai 10 persen.  “Ini sangat banyak,” tandasnya prihatin.

“Di Jombang sendiri cukup banyak, setiap bulan rata-rata UGD RSUD Jombang menangani 4-6 pasien. Bahkan, ada yang meninggal dunia, karena keterlambatan rujukkan dari faskes asal penanganan,” ungkapnya.

Dokter Pathologi Klinik yang sudah bertugas di RSUD cukup lama ini menyarankan, bagi yang terkena gigitan tidak perlu panik, sebaiknya dilakukan pertolongan pertama dengan membawa pasien ke tempat yang nyaman, memastikan bagian yang terkena  gigitan, sejak kapan dan segera membawa ke tempat layanan kesehatan terdekat.

Baca Juga:  KKD Kabupaten Jombang Periode 2022-2024 Dikukuhkan

Dokter Tri Putri Yuniarti menerangkan, gigitan ular berbisa bisa dideteksi dari bekas gigitannya. Kalau terdapat titik dua di bekas gigitan, berarti itu berbisa. Tapi kalau bentuknya robek, berarti itu gigitan ular tidak berbisa.

Gejala lainnya, daerah bekas gigitan terasa nyeri, bengkak, kemerahan , bahkan bisa terjadi perdarahan.

“Segera hubungi 118, atau 119, akan memberikan panduan, untuk pertolongan pertama,” sarannya.

“Jangan sampai penanganannya terlambat. Sebab, racunnya bisa merusak sel darah dan sel saraf. Jangan banyak bergerak, karena akan menambah racun itu cepat menjalar, terserap naik ke atas ke bagian tubuh lainnya,” tuturnya.

Dokter alumni Fakultas Kedokteran Univeritas Airlangga (Unair) Surabaya tahun 1988 ini, mengingatkan, agar, pehobi hewan berbisa, pemelihara hewan, penari ular, maupun petani untuk lebih berhati-hati di sawah.

Alumnus FK Unair  yang pernah bertugas di Papua selama 4 tahun ini juga menyampaikan apabila di unit layanan kesehatan terdekat tidak mempunyai serum anti bisa ular (sabu), maka pasien bisa dibawa ke UGD RSUD Jombang, yang telah memiliki fasilitas lengkap dan tenaga medis siap melakukan upaya penanganannya.

Dokter Spesialis Patologi Klinik RSUD Jombang yang juga sebagai Ketua Komite PPI (Pencegahan dan Pencegahan Infeksi) di Rumah Sakit,  menambahkan, racun dari gigitan ular berbisa ini dapat menyerang saraf dari otot pernafasan, menyebabkan pasien tidak bisa bernafas sehingga menimbulkan kematian.

“Selain itu,  bisa ular juga bersifat hematotoksik  Racunnya merusak pembuluh darah,” jelasnya.

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hasil yang memanjang dari faal hemostasis-nya dan jumlah trombosit  akan berkurang, akibatnya bisa terjadi gangguan pembekuan darah.

“Untuk itu, kita biasanya memberi serum anti bisa ular (sabu),” ujarnya.

Sifat perilaku ular, kata dokter yang selalu melakukan uji laboratorium ini, ular tidak suka bau yang menyengat. Untuk itu, dilingkungan rumah, bisa ditabur minyak cengkeh, kayu manis , ataupun kapur barus.

Dokter menyarankan, jangan menaruh sisa makanan di meja tanpa tutup, karena bisa mengundang datangnya tikus, yang kadang diikuti datangnya ular mengejar tikus.

“Ular jangan di kasar, perhatikan dan usir dengan pelan, lama kelamaan dia akan pindah dari lingkungan kita,” pungkas dokter Tri Putri Yuniarti. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC
Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM
Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini
Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap
RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan
Poli VCT RSUD Jombang Layani Deteksi dan Terapi HIV/AIDS Sepenuh Hati: Pengobatan Bukan Akhir, tapi Awal untuk Hidup Lebih Sehat
302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030
Kontes Kambing PE di Wonosalam Diikuti Berbagai Daerah untuk Jaga Kelestarian Genertika dan Nilai Tambah Peternak

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 15:44 WIB

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC

Selasa, 25 November 2025 - 13:48 WIB

Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM

Kamis, 13 November 2025 - 14:33 WIB

Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:25 WIB

Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:07 WIB

RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan

Berita Terbaru