Korban Pengeroyokan di SPBU Perak tak Mau Berdamai

- Penulis

Selasa, 11 Februari 2025 - 12:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Orang tua korban menunjukkan rekaman vidoe dalam HP kejadian pengeroyokan terhadap DS anaknya pada Minggu (9/2/2025).

Orang tua korban menunjukkan rekaman vidoe dalam HP kejadian pengeroyokan terhadap DS anaknya pada Minggu (9/2/2025).

Korban Pengeroyokan di SPBU Perak tak Mau Berdamai

Jombang, layang.co – DS, 20 tahun, warga Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, menjadi korban pengeroyokan diduga oleh personil kelompok pesilat tertentu, tak mau berdamai.

Sikap ini menyusul kasus pengeroyokan yang terjadi pada Minggu, (9/2/2025) pagi telah dilaporkan ke Polres Jombang, dengan surat tanda terima laporan Nomor STPL/06/II/2025/SPKT/POLSEK PERAK/POLRES JOMBANG/POLDA JAWA TIMUR.

Sekitar 2 menit DS dikeroyok secara brutal tanpa alasan yang jelas. Hingga akhirnya pegawai SPBU dan warga sekitar membubarkan kerumunan masa dan mengantarkan DS ke Kantor Polisi.

“Saya diantar warga Perak langsung laporan ke Polsek setelah kejadian itu dan langsung visum ke RSUD Jombang,” terang DS kepada awak media, Senin (10/2/2025).

DS menceritakan, kejadian yang menimpa dirinya, Minggu pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB ketika ia perjalanan pulang setelah mengikuti temannya mengunjungi saudaranya berkunjung di lingkungan pondok Gadingmangu, Perak.

Pengeroyokan berawal saat DS bersama dua temannya mengisi BBM di SPBU Perak. Sementara dua temannya menunggu di pintu keluar SPBU. Setelah selesai mengantri, ia berniat pulang, menghampiri dua temannya diatas motor.

“Setelah saya mengantri selesai saya nyamperin teman saya, ternyata ada rombongan konvoi di jalan raya dari timur ke barat. Tanpa ada alasan yang jelas, rombongan konvoi itu tiba-tiba menyebrang jalan dan langsung memukul,” ungkap DS.

DS mengaku, bukan hanya satu orang yang memukul, tanpa tahu permasalahan apa ia dihajar, seakan tak dikasih kesempatan untuk bertanya dan menjelaskan.

Saat itu korban dan dua rekannya juga tidak memakai atribut atau identitas perguruan apapun, DS hanya memakai jaket berwarna hitam tanpa ada tulisan atau tanda dari kelompok manapun.

“Saya juga tidak memakai atribut apapun, tapi tiba-tiba dikeroyok tanpa alasan,” terangnya.

Menurut keterangan korban, sebelum rombongan konvoi melakukan pengeroyokan, ada salah satu orang bagian dari rombongan berteriak dengan nada provokatif. Bahkan, mereka berteriak dijalanan menyebut nama diluar kelompok perguruan silat mereka.

“Sebelum mengeroyok dari kejauhan ada bagian dari mereka teriak-teriak PSHT, IKS, gitu, tapi waktu mereka mendekat tidak tanya apa-apa langsung menyerang, langsung memegangi saya dan menyerang,” beber DS.

DS mengaku, sama sekali tidak kenal dengan para pelaku. Ada sekitar lebih dari 20 orang.

“Saya tidak ada yang kenal dengan orang yang mengeroyok, ada sekitar lebih dari 20 orang,” ungkapnya.

Para oknum pesilat ini memukul bukan hanya dengan tangan kosong, mereka juga memukul menggunakan helm. Bahkan saat DS sudah tersungkur tak berdaya, ia masih ditendang dan dinjak-injak. Kepalanya juga masih diinjak seakan para pelaku ini tak mempunyai hati nurani.

“Saya jatuh tersungkur masih dinjak-injak, saya lebam bagian bahu punggung sama kaki,” sambungnya. DS masih selamat karena memakai helm. Namun helmnya pecah karena pukulan bertubi-tubi.

Baca Juga:  Dua Pengedar Sabu Berhasil Digulung Polisi

“Syukur saya awalnya memakai helm saat dipukul, namun helm saya dipaksa ditarik hingga lepas, helm saya dipukul sampai kacanya pecah, saya sempat mempertahankan helm dikepala saya sebelum akhirnya lepas karena ditarik banyak orang, saya jatuh tetap diinjak-injak,” jelas dia.

Dua rekan korban yang masih duduk di bangku sekolah ini berhasil melarikan diri. Satunya sempat ditendang satu kali hingga jatuh namun berhasil lari.

Akhirnya DS didampingi orangtuanya ke Polres Jombang, Minggu sekitar pukul 19.30 WIB hingga malam hari.

Korban ingin melanjutkan kasus ini hingga benar-benar pelaku diadili. Hal yang paling tidak masuk akal bagi dia adalah tiba-tiba dikeroyok secara brutal padahal dia tidak tahu apa-apa.

Ayah korban Siswanto (55) enggan berdamai. Ia meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Apapun alasannya, ia tidak mau berdamai dengan para pelaku. Tidak ada kata ganti rugi.

“Saya inginkan kasus ini diusut sampai tuntas tidak ada deal-dealan. Artinya, tidak ada negosiasi untuk damai, agar tidak diulang lagi, untuk pembelajaran yang lain,” ucapnya Siswanto.

Terlebih, kata dia adanya konvoi dengan aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum pesilat sering membuat warga was-was. Ketika kasus serupa berakhir dengan damai, hal itu dinilai menjadi potensi kasus serupa akan terulang.

“Ya harus lanjut, sampai persidangan. Karena ini menjadikan warga was-was, harus ditindak tegas, oknum-oknum yang menggangu kamtibmas harus ditindak tegas,” tandas Siswanto ditemui, Senin (10/2/2025).

Menurut Siswanto, kasus pengeroyokan yang terjadi agar terus diusut sampai ke akar. Satu  orang dikeroyok 20 orang dengan alasan tidak jelas merupakan perilaku yang tidak manusiawi.

Senada diungkapkan Ibu korban, Sugiarti (42), ia juga enggan berdamai dengan para pelaku. Ibu korban menangis melihat video anaknya dihajar puluhan orang. Sembari meneteskan air mata, ia mengaku sedih melihat anaknya dikeroyok puluhan orang.

“Saya tahunya dari media sosial, saya nangis. Anak saya tidak pernah neko-neko, kok bisa sampai dihajar kayak gitu, ya Allah, blai slamet,” keluhnya.

Menyikapi perihal tersebut sementara ini Polisi buru pelaku. Kasi Humas Polres Jombang AKP Kasnasin membenarkan pihaknya telah menerima laporan korban kasus itu. Saat ini proses penyelidikan masih terus berjalan dan memburu para pelaku.

“Kami akan menindak tegas pelaku pengeroyokan ini sesuai hukum yang berlaku,” katanya dikonfirmasi, Senin (10/2/2025).

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. “Tindakan kekerasan seperti ini tidak dapat dibiarkan dan harus ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku,” tandasnya. (*dan)

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gagal Rehabilitasi di Balik Suburnya Ladang Ganja di Kota Santri
Pabrik Sepatu di Jombang Terbakar Hebat, Penyebab Masih Misteri
Menyongsong Reformasi Hukum 2026, Pemkab Jombang Gelar FGD Implementasi KUHP dan KUHAP Baru
Kejati dan Gubernur Jatim Teken MoU, Seluruh Kejari dan Pemda Sepakati Perjanjian Kerjasama Pidana Kerja Sosial
Jombang Siaga Bencana: Apel Gabungan dan Simulasi Megathrust Perkuat Kesiapsiagaan 2025
Perumda Aneka Usaha Seger Raih Predikat Sustained Profit Growth Achievement
Polres Jombang Tingkatkan Layanan Publik dengan “Lapor Pak Kapolsek’ Melalui WhatsApp, Berikut No WA 21 Kapolsek
Bupati Warsubi Pastikan Perbaikan Jalan yang Amblas di Asemgede Ngusikan Disegerakan Perbaiki dengan Cor

Berita Terkait

Sabtu, 20 Desember 2025 - 19:55 WIB

Gagal Rehabilitasi di Balik Suburnya Ladang Ganja di Kota Santri

Sabtu, 20 Desember 2025 - 19:45 WIB

Pabrik Sepatu di Jombang Terbakar Hebat, Penyebab Masih Misteri

Jumat, 19 Desember 2025 - 11:50 WIB

Menyongsong Reformasi Hukum 2026, Pemkab Jombang Gelar FGD Implementasi KUHP dan KUHAP Baru

Selasa, 16 Desember 2025 - 12:14 WIB

Kejati dan Gubernur Jatim Teken MoU, Seluruh Kejari dan Pemda Sepakati Perjanjian Kerjasama Pidana Kerja Sosial

Jumat, 5 Desember 2025 - 13:30 WIB

Jombang Siaga Bencana: Apel Gabungan dan Simulasi Megathrust Perkuat Kesiapsiagaan 2025

Berita Terbaru