415 Pemuda Pemudi Lulusan Pondok Pesantren Ikuti Seleksi Test Fisik Persiapan Magang 3 Tahun ke Jepang
Jombang, layang.co – Sedikitnya tercatat 415 orang pemuda pemudi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, hari Rabu (15/1/2020) pagi mengikuti tahapan test fisik dengan cara lari sejauh 3,5 KM mengitari lintasan di Stadion Merdeka Jombang.
Para putra-putri terbaik itu merupakan anak lulusan Pondok Pesantren dari berbagai unsur berusia 19 – 26 tahun. Mereka mengikuti tahapan proses untuk persiapan magang di negara Jepang selama tiga tahun. Test fisik lari ini merupakan lanjutan proses tahapan yang harus dilalui oleh peserta.
Ketua Panitia Pemagangan ke Jepang Mustajir menjelaskan, proses tahapan ini relatif cukup ketat. Ada test pelajaran matematika, dengan nilai terendah 70 persen dari jumlah soal yang diajukan. Sebelum bisa mengikuti test fisik serupa ini, mereka harus lulus test tulis dan kesamaptaan bagi peserta.
Test kesamaptaan calon peserta, meliputi tinggi badan minimal 160 cm, berat badan 50 kg. Calon peserta harus betul-betul sehat. Tidak boleh ada tato, tidak boleh punya penyakit kronis seperti penyakit kulit sejenis panu, tidak boleh pernah patah tulang, tangan maupun tulang paha. ”Intinya tidak boleh cacat fisik lainnya,” ujar Mustajir.
Test fisik lari ini, katanya, untuk mengetahui kesehatan dan ketahanan fisik calon. Karena untuk bisa masuk dan magang ke Jepang harus memiliki kondisi fisik yang prima. Ini berkaitan negara Jepang memiliki lima musim panca roba.
Jumlah peserta yang mengikuti daftar semula 524 orang. Kemudian tidak lolos test tulis pelajaran matematika sebanyak 109 orang. Tidak lolos kesamaptaan (chek fisik) sebanyak 29 orang. “Mereka ini ada yang berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur), dari provinsi luar Jawa lainnya. Kami menerima dan menyalurkan tenaga muda-mudi tanpa kuota untuk pemagangan ke Jepang,” urainya
Menurutnya, animo mantan anak pondok lulusan SMK, SM Aliyah yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi cukup tinggi. Namun, harus melalui beberapa tahapan. Pasca test fisik, akan dilakukan medichal chek up. Selanjutnya jika lulus, mereka wajib mengikuti pelatihan bahasa dan budaya negara Jepang minimal 70 hari.
Mereka yang sudah lulus beberapa tahapan akan diperdalam pengetahuan keagamaan Islam di Pondok Pesantren Denanyar. Cara ini untuk memperkuat keimanan selama di Jepang, sebab beragam godaan di sana sangat besar apalagi, nanti sudah pegang uang hasil kerja magang.
“Hal yang menggembirakan bagi mereka, diperbolehkan mengikuti kuliah jarak jauh. Serupa sistem kuliah Universitas Terbuka (UT), kampus di Indonesia, sementara mahasiswa sedang bekerja di Jepang,” ungkap Mustajir.
Tingginya, animo ini berkaitan dengan besarnya upah kerja selama magang di Jepang dengan gaji sekitar 10.000 Yen, setara dengan 15 juta rupiah sebulan, belum termasuk kerja lembur, tambahnya. (dan)