Cermati Epilepsi pada Perempuan dan Ibu Hamil, Tak Usah Panik, Periksakan ke Dokter Spesialis Syaraf RSUD Jombang
Jombang, http://layang.co – Spesialis dokter syaraf dari Poli Syaraf RSUD Jombang, dr Intan Nurswida, Sp.N mengatakan, tidak usah panik manakala ada ibu rumah tangga, atau ibu sedang hami (Bumil) terserang penyakit epilepsi.
Penyakit ini bisa ditangani dengan tepat secara medis guna mencegah terjadinya kondisi yang membahayakan bagi Bumil maupun janin, agar tetap bisa tumbuh optimal.
Epilepsi pada beberapa ibu hamil, sebelum mengalami kejang, akan muncul gejala awal yang meliputi sakit kepala, pusing, perubahan suasana hati, kebingungan, pingsan, hingga hilang ingatan. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas kelistrikan yang abnormal di otak, merembet ke jaringan saraf tubuh bumil.
“Kejang akibat epilepsi terkadang juga mirip dengan kejang yang disebabkan oleh masalah kehamilan, seperti eklamsia,” ungkap dokter Intan, panggilan akrab alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini saat berdialog pada momentum Humas RSUD Jombang menyapa dengan tema: “Epilepsi Pada Perempuan dan Pada Saat Kehamilan”, Selasa (31/1/2023).
“Untuk menjaga kepanikan keluarga, apabila perempuan dan bumil mengalami epilepsi bisa konsultasi dengan metode penyembuhan dan pengobatan yang tepat di Poli Syaraf RSUD Jombang,” saran dokter spesialis syaraf alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Kasus epilepsi dimasyarakat, kata Intan, banyak sekali kita temui. Namun sebagian orang beranggapan bahwa, epilepsi ini dikaitkan dengan hal-hal gaib seperti kesurupan atau kerasukan makhluk halus.
Memperhatikan itu, sambungnya, harus kita berikan edukasi kepada masyarakat bahwa, epilepsi adalah kelainan medis. Begitu pula kepedulian masyarakat tentang epilepsi, masih sangat minim. Bahkan dianggap sepele, sehingga kesadaran untuk memeriksakan diri dan berobat masih kurang, tukas dr. Intan.
Menurutnya, epilepsi pada perempuan memperlihatkan hal yang unik, terkait dengan interaksi antara hormon endokrin dan mekanisme epilepsi. Dimana, adanya perubahan hormon akan bisa menyebabkan atau memperparah terjadinya epilepsi.
Epilepsi pada saat kehamilan dapat menyebabkan komplikasi maternal dan fetal/neonatal. Komplikasi maternal yang dapat terjadi seperti perdarahan pervaginam, aborsi spontan, pre-eklampsia, persalinan lama, bangkitan berulang (hipoksia), status epileptikus, bangkitan saat persalinan, hipertensi kehamilan, persalinan preterm, dan sudden unexplained death in epilepsy (SUDEP),” urai dokter spesialis syaraf lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini.
Dampak epilepsi bagi ibu hamil dan janin di antaranya dapat memperlambat detak jantung janin, pasokan oksigen pada janin menurun, menyebabkan cedera pada janin, risiko lahir prematur, dan meningkatkan potensi keguguran akibat trauma atau kejang yang menyebabkan ibu hamil terjatuh.
Untuk itu, penanganan epilepsi pada perempuan dan kehamilan harus mendapatkan perhatian khusus, sebelum kehamilan dan saat kehamilan. Saat persalinan pun tidak boleh sembarang.
Penanganan epilepsi pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah kejang berulang, mengontrol kondisi, serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada janin.
Dokter Intan menyarankan, Bumil yang punya riwayat epilepsi dianjurkan untuk lebih rutin mengontrol kehamilan ke dokter. Melakukan USG dan pemeriksaan tensi darah lebih sering.
“Epilepsi saat hamil memang memiliki risiko. Namun, tak perlu khawatir berlebihan dengan penanganan yang tepat, risiko epilepsi dan komplikasinya bisa dicegah,” tandasnya.
Mekanis upaya penangangan proses persalinan pada penyandang epilepsi bisa dilakukan dengan beberapa metoda, antara lain: 1) sebaiknya dilakukan diklinik atau rumah sakit dengan fasilitas untuk perawatan intensif untuk ibu dan neonates.
Kedua: persalinan dapat dilakukan secara normal per vaginam dengan persalinan tanpa nyeri dengan epidural analgesia, ketiga: selama persalinan Obat Anti Epilepsi harus tetap diberikan, keempat: kejang saat persalinan dihentikan dengan menggunakan obat anti epilepsy injeksi, dan kelima: pemberian vitamin.
“Penderita epilepsi harus tetap punya semangat untuk sembuh. Walaupun epilepsi ini jenis penyakit yang tidak menular, namun bisa juga disebabkan karena keturunan, trauma dan infeksi,” tandasnya.
Oleh karena itu, sejak awal kondisi bumil harus benar-benar diperhatikan dari gejala awal sampai potensi resiko yang lebih tinggi.
Dokter Intan menyarankan, penyandang epilepsi bisa konsultasi dengan metode penyembuhan dan pengobatan yang tepat. Bisa konsultasi datang ke RSUD Jombang pada saat jam buka pelayanan. Hari Senin – Kamis pukul 07.00 – 12.00 WIB, untuk hari Jum’at pukul 07.00 – 11.00 WIB. (*dan)














