Eks Keluarga ODGJ di Kecamatan Bandar KM Diajak Terampil Bikin Keripik Tempe
Jombang, layang.co – Dinas Sosial Kabupaten Jombang mengajak 40 orang peserta pelatihan untuk terampil membuat tempe dan memproduksi keripik tempe, untuk diperdagangkan, guna menambah sumber pendapatan keluarga eks ODGJ yang kini pasiennya telah pulih sehat.
Harapan tersebut disampaikan Hari Purnomo, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial, Eko Sulistyono, SH., M.Si., saat membuka pelatihan kewirausahaan pembuatan keripik tempe bagi keluarga eks ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang berdomilisi di wilayah Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang.
Disampaikan Eko Sulistyono sasaran peserta yakni bagian keluarga yang pernah merawat anggota keluarganya yang mengalami ODGJ. Peserta dibatasi 40 orang menyesuaikan kemampuan anggaran tahun 2022. Tujuan kegiatan dalam rangka memberikan bekal ketrampilan bagi keluarga eks ODGJ, sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga eks ODGJ secara mandiri.
Kegiatan pelatihan melibatkan pendamping keluarga ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Bandarkedungmulyo. Acara berlangsung selama sehari bertempat di Balai Desa Brodot, Selasa (22/11/2022). Menghadirkan Karto, pengusaha makanan kecil/ringan dari Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang sebagai nara sumber utama. Mendampingi Eko Sulistyono pada acara pembukaan Kepala Desa Brodot Fatchan Aschori, Kepala Puskesmas dr Ira Yulia Dianti.
Menurut Eko, tindaklanjut dari kegiatan pelatihan ini, pihak Dinsos akan melakukan monitoring hasil kegiatan dilapangan dan melakukan bimbingan intensif, dengan tujuan agar keluarga eks ODGJ betul-betul mampu bangkit secara ekonomi, kesejahteraan makin meningkat, kata Eko Sulistyono kepada http://layang.co.
Eko menjelaskan, materi pelatihan yang diberikan kepada peserta oleh nara sumber secara tutorial, yakni praktik langsung cara mengiris tempe, menjadi kripik tipis-tipis dan menggoreng dengan kualitas baik, tidak gosong, tampak bersih dan menawan untuk dikonsumsi.
Teknis pekerjaan disampaikan secara gamblang oleh pelatih. Sehingga peserta bisa ikut praltik melakukan. “Cara ini sangat tepat, karena peserta sebelumnya belum pernah memiliki dasar membuat kripik tempe,” urainya.
Selain diajak praktik langsung, papar Eko, dalam pembekalan juga disampaikan teknik membedakan bahan-bahan pembuatan tempe yang berkualitas. Termasuk memilih bahan ragi yang baik, cara membuat dan memilih ragi yang tepat, dan dosis atau adonan ragi agar menghasilkan tempe yang bagus.
Disampaikan oleh Eko, tahun anggaran 2022 ini Dinas Sosial belum bisa memberikan peralatan produksi. Pelatihan kali ini hanya bisa memberikan fasilitas bahan praktik dan pelaratan pelatihan.
“Semoga pada tahun anggaran berikut Dinsos bisa mengalokasikan untuk peningkatan produktitas untuk kelompok eks keluarga ODGJ,” katanya.
Kami, lanjut Eko, akan melakukan evaluasi manfaat dari pelatihan ini. Jikalau dirasa perlu, sangat dimungkinkan Dinsos akan menyusun program pelatihan sosial untuk meningkatkan pendapatan ekonomi warga. “Apalagi, pasca pandemi Covid-19 waktunya warga masyakat bangkit bersama membangun ekonomi yang kuat,” tandasnya.
Kepala Desa Brodot mengapresiasi sangat tinggi terpilihnya Desa Brodot sebagai lokasi pelatihan. Karena melibatkan warga Desa Brodot dan sekitarnya, yang memang butuh dorongan untuk bangkit secara ekonomi.
Kades berpesan, warga untuk serius mengikuti pelatihan secara seksama. Sebab, meski kelihatan sepele membuat keripik tempe, namun bisa memberikan manfaat positif dalam hal ekonomi keluarga.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu peserta tolong mengikuti kegiatan hingga tuntas, sehingga pengetahuannya bermanfaat dan bisa diterapkan secara mandiri,” pesan Fatchan Aschori.
Sikap apresiasi juga disampaikan Kepala Puskesmas Bandarkedungmulyo, upaya pelatihan dirasa cukup membantu eks keluarga ODGJ. Keadaan pasien dalam keluarga masih terus terkontrol oleh Kader ODGJ secara intensif.
“Semoga dengan adanya kegiatan kreatif dan produktif menjadi keluarga terampil membuat keripik tempe akan mendorong keluarga lebih optimis dalam mendampingi kondisi pasien,” harapnya. (dan)














