Hari Jadi Desa Watudakon ke-184 Tahun 2025, Sukses Eksploirasi Kreatifitas Warga dengan Ragam Seni Budaya
Jombang layang.co – Pemerintah Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, hari Minggu (10/8/2025) sukses menggelar kreasi seni budaya wujud ekspresi warga setempat dalam bingkai merayakan Hari Jadi Desa ke 184 tahun.
Perayaan itu digelar bersamaan dengan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025. Pemerintah Desa melalui Panitia Penyelenggara menggelar Pawai Budaya, berupa penampilan berbagai kreasi warga yang berasal dari 8 Rukun Warga RW), dari 4 Dusun, yaitu Watudakon, Jungkir, Rembugwangi dan Jerukwangi.
Disepakati penampilan pawai per RW dengan mengusung tema besar Seni Budaya dan Perjuangan untuk menguri-uri keragaman dan kreatifitas sesuai peringatan hari jadi. Tercatat 16 peserta tampil dengan ragam kostum diikuti adegan triatikal masing-masing, melibatkan warga mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Atusias warga desa menyaksikan sepanjang rute di Dusun Rembugwangi sebagai tuan rumah. Suasana kondusif berlangsung hingga kegiatan pari purna. Start pukul 13.30 di tanah kavling menempuh jarak 1,5 KM menuju finish di lapangan desa.
Panitia memberikan kesempatan 10 menit bagi setiap peserta untuk menunjukkan triatrikal porforman kreatifitas. Beretmapt di depan Balai Desa setempat, Juri melakukan penailaian atas penampilan mereka. Yang akhirnya, Juri berhasil menilai tiga penampil terbaik.
Juara I nomor star 9 memperoleh hadiah uang pembinaan Rp 4 juta dari RW 05 Dusun Rembugwangi. Mereka tampil melibatkan mayoritas warganya, anak muda, Ketua RT dan RW nya dengan eksploitasi Kejayaan Kerajaan Mojopahit. Dengan pakaian sewa relatif mahal mereka mampu tampil dramatikal memukau perhatian warga dan juri.
Juara II hadiah Rp 3 juta disabet nomor 11 dari RW 04 Dusun Jungkir yang menampilkan triatrikal kisah legenda Bandung Bondowoso, seorang ksatria sakti yang jatuh cinta pada Roro Jonggrang dan ingin memperistrinya. Namun, Roro Jonggrang memberikan syarat yang sulit dipenuhi, yaitu membangun 1000 candi dalam semalam, sebagai syarat untuk menerima lamarannya.
Juara III diraih RW 06 mendapat hadiah Rp 2 juta. Warga ini tampil dengan pakaian kumal penuh penyiksaan, peperangan dan kekerasan dalam perjuangan mempertahankan negara kesatuan republik indonesia. Pertikaian TNI dengan tentara Belanda, sebagian warga membawa bambu runcing, rakyat bisa merobek bendera Belanda menjadi bendera merah putih, sehingga dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penampilan ini cukup kreatif dan mendapat aplous dari warga yang menyaksikan.
Peringatan dari jadi Watudakon ini dilaksanakan tahun ketiga setelah dilakukan penelusuran sejarah, riwayat dan cerita sesepuh desa yang bisa memaknai cikal bakal berdirinya Desa Watudakon. Belum ada riset tentang keakurasian kapan lahir Desa Watudakon, namun diyakini 184 tahun lalu lah desa yang tertuang dalam buku sejarah ilmu bumi, kurikulum sekolah tahun 1970-1980-an, Desa Watudakon sebagai desa yang terkenal sebagai penghasil/sumber Yodium.
Pencetus untuk memperingati hari jadi desa, terlaksana saat masa kepemimpinan Kepala Desa Watudakon, Suharto, S.Sos, ST,. Meski bukan seorang kelahiran Desa Watudakon, tapi tekat memiliki sejarah desa digagas cukup kuat saat Suharto, lelaki kelahiran Klaten Jawa Tengah, pensiunan ASN Pemkab Jombang, dan mencalonkan Kades tahun 2019 lalu.
Peringatan jari jadi ke-184 tahun ini diramaikan pula dengan pertandingan olahraga bola voli putra-putri antar RW, lomba kebersihan, kerapian, keindahan pada malam hari tiap lingkungan RT. Setiap pemenang mendapat uang pembinaan bersumber dari dana desa (APBD) tahun 2025.
Suharto menyambut bangga terhadap antusia warga, rangkaian kegiatan dimulai pertengan bulan Juli 2025 berlangsung kondusif. Sabtu (9/8/2025) para UMKM pedagang, sudah menggelar jualan di lapangan, menyambung Sabtu pagi dilaksanakan jalan sehat perangkat bersama warga, berhadiah. Puncak peringatan ditutup dengan puncak acara pawai budaya.
“Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana. Yang luar biasa adalah respon dan sambutan seluruh lapisan warga, pada pedagang juga tampak tersenyum karena jenis dagangannya laris. Melalui kegiatan ini perekonomian berputar, kreatifitas muncul. Ke depan akan kita tingkatkan lagi kualitas dan kuantitas yang terlibat dalam peringatan ini,” tukas Suharto, Kepala Desa. (dan)
