Permainan Tradisional Bermanfaat untuk Meningkatkan Aktivitas Motorik dan Mengurangi Penggunaan Gadget
Surabaya, layang.co – Permainan tradisional seperti lompat tali karet, berjalan diatas bathok kelapa, berjalan bersama teman dengan bakia kayu panjang, dan berjalan mengenakan egrang ternyata manfaatnya sangat positif.
Manfaat utama bagi anak-anak pelajar adalah meningkatkan aktivitas motorik, mendukung perkembangan fisik, meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak sekaligus mengurangi kecenderungan penggunaan gadget, diera digitalisasi ini. Hal yang paling penting yakni bisa berinteraksi atau bersosial bersama teman sebaya dalam lingkungan mereka.
berinteraksi atau bersosial bersama teman sebaya dalam lingkungan mereka. Manfaat lainnya, yakni meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak sekaligus mengurangi kecenderungan penggunaan gadget, diera digitalisasi ini.
Manfaat positif itu telah diujicoba oleh sekelompok penggiat pendidikan dan kesehatan anak dari Universitas Negeri Surabaya melaksanakan program pengabdian masyarakat, pada Jum’at, 9 Agustus 2024, bertempat di SD Negeri Dukuh Kupang 1 Surabaya.
Tim ini mengambil tema “Pemanfaatan Permainan Tradisional Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Motorik Pada Siswa”.
Melalui permainan-permainan ini, anak-anak diajak untuk lebih aktif secara fisik, sekaligus merangsang motorik kasar dan halus mereka. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan keterampilan interpersonal, seperti kerjasama, kejujuran, dan sportivitas.
Menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Satria Eureka Nurseskasatmata, S.Kep., Ns., M.Kep yang juga Dosen Keperawatan, promosi permainan tradisional ini adalah langkah penting di tengah maraknya penggunaan perangkat elektronik oleh anak-anak.
“Saat ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, baik untuk belajar maupun bermain. Ini menyebabkan menurunnya aktivitas fisik mereka, yang berdampak pada kesehatan dan perkembangan motorik anak. Kami ingin mengenalkan kembali permainan yang dulu populer, agar anak-anak bisa mengurangi screen time mereka dan aktif bergerak,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, siswa kelas 3 diberikan waktu khusus untuk memainkan permainan tradisional, setelah melakukan olahraga pagi yang dipandu oleh para tim dosen berisikan 6 orang terdiri dari dosen keperawatan dan kebidanan dan guru wali kelas.
Mereka diperkenalkan cara bermain serta aturan permainan, sehingga anak-anak dapat memahami nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Tim pengabdian juga menghimbau kepada sekolah untuk melanjutkan praktik ini dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Saat diajak dialog seluruh siswa mengaku menikmati permainan engklek dan lompat tali.
“Seru banget bisa main sama teman-teman, dan belajar aturan mainnya. Lebih enak main begini daripada main game di HP sendiri-sendiri,” ungkap Ketua Tim Pengabdian mengutarakan rasa gembira para siswa.
Kriswati, salah satu guru menilai, perubahan positif tampak pada murid-muridnya setelah mengikuti kegiatan permainan tradisional.
“Anak-anak terlihat lebih gembira, aktif berinteraksi langsung dengan teman-temannya, bukan hanya sibuk sendiri dengan gadget. Moga menjadi kegiatan rutin, bisa memberi dampak positif bagi Kesehatan fisik dan mental mereka,” harap Kriswati.
Diharapkan, rogram ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya dalam meningkatkan aktivitas fisik dan keterampilan motorik anak-anak di berbagai sekolah. Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Surabaya berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan serupa di sekolah-sekolah lain guna melestarikan permainan tradisional Indonesia dan mengurangi dampak negatif penggunaan gadget berlebihan pada anak. (*dan)














