ABPEDNAS Kecamatan Kesamben Dikukuhkan, Ketua BPD Jombang Minta Kenaikan Tunjangan
Di tepi telaga memasang jerat, Dapatnya ikan Tengiri.
Kades-BPD Kompak merakyat, Harmonis bagai suami istri.
Indah bulu burung Gelatik, ada yang jantan ada yang betina,
Semoga tunjangan BPD bisa naik, agar kerja semangat memakmurkan desa.
Pergi ke Kesamben lupa sarapan, enaknya makan penyetan iwak kali Kesamben,
Mari bersatu meraih harapan, Desa maju dan mandiri….kita wujudkan.
INILAH pantun yang ditulis Bupati Jombang Hj Munjidah Wahab, dibacakan Wakil Bupati Sumrambah dalam prosesi Pengukuhan Dewan Pengurus Cabang (DPC) ABPEDNAS (Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional) Kecamatan Kesamben Periode 2020-2025 bertempat di Pendopo Kecamatan, Senin (22/11/2020) pagi.
DPC ABPEDNAS Kecamatan Kesamben yang dikukuhkan diantaranya Ketua M Irwani Nasirul Umam, S.Pd (dari Desa Podoroto), Wakil Ketua Imam Syafi’i, S.Pd.I (dari Desa Jombatan), Sekretaris Suwanan Nur Abidin (dari Desa Kedungmlati), Bendahara Pujiyati, S.Pd. (dari Desa Blimbing).
Permintaan kenaikan tunjangan personal Badan Permusyawatan Desa (BPD) disampaikan oleh Abdul Wahab, SH Ketua Dewan Pengurus Daerah ABPEDNAS Kabupaten Jombang dalam sambutan usai prosesi pengukuhan. Selama ini tunjangan Ketua Rp 200.000/bulan untuk Ketua, Rp 175.000/bulan untuk Sekretaris, sebesar Rp 150.000/bulan buat anggota.

Dalam kesempatan tersebut Wabup berjanji akan menyampaikan hal tersebut kepada Tim Angaran Pemkab Jombang. “Saya tidak bisa memutuskan, tapi akan saya sampaikan kepada Bupati dan Tim Anggaran, semoga ke depan ada kenaikan,” ucap Wabup Sumrambah.
Dibagian lain Wabup minta, Kepala Desa dengan BPD agar bisa menjadi satu kesatuan yang bisa berfikir mencurahkan pikiran dan waktunya untuk kemajukan desanya. Kepala Desa-BPD ibarat pasangan suami-istri. Harus menjadi partnet yang bisa bersinergi membangun desa.
Hidup ini membuat “legiseis”, yakni membuat peninggalan yang tidak akan pernah mati. Kepala Desa (Lurah) yang baik akan terkenang sepanjang masa, demikian pula Lurah yang jelek akan dikenang sepanjang waktu. Baik dan jeleknya Lurah akan selalu dikenangan sepanjang masa, katanya.
“Oooo….zamannya Mbah Lurah, Bu Lurah iko (dulu, red). Kesan itu tidak akan terlupakan satu generasi, bahkan sampai bagi anak cucu kita,” terang Wabup.
Disampaikan oleh Wabup, di masa pandemi covid-19 sendi sosial kesadaran masyarakat terjadi penurunan luar biasa. Kalau dulu, manakala ada kerusakan got atau sarana sosial lainnya, di depan rumah, kita ramai-ramai berebut memperbaiki, tapi hari ini, got buntu di depan rumah, telpon kepala PUPR.
“Social capytal lost. Kepercayaan diri masyarakat telah hilang. Kenapa, karena rasa gotong royong, sikap keswadayaan rakyat makin hilang. Domain pembangunan dianggap hanya milik pemerintah,” tukasnya.
Keadaan ini, jelas Sumrambah, yang menjadikan kekhawatiran bagi kita. Lebih parah lagi kepercayaan terhadap pemerintah juga berkurang. Ini yang harus kita benahi, kita bangun bersama, pinta Wabup.
Membangun fisik, kata Wabup, bukan hal yang sulit tetapi membangun peradaban, membangun mainsett butuh waktu, butuh ketekunan yang harus kita mulai dari sekarang. Sebab itu, peranan Kades dan BPD wajib menjadi pion, pelopor pembangunan di desa masing-masing, tutur Wabup. (dan)














