Akibat Hujan Harga Sayuran di Jombang Merangkak Naik, Cabai Rp 65.000/Kg

0
480
Seorang Ibu Pembeli Sayuran Minta Pemerintah Lakukan Operasi Pasar Kendalikan Harga Sayur

Akibat Hujan Harga Sayuran di Jombang Merangkak Naik, Cabai Rp 65.000/Kg

Jombang, layang.co – Kondisi curah hujan yang terus terjadi  membuat harga sayur mayur di  Jombang merangkak naik Kenaikan paling mencolok terjadi pada  harga cabai yang tembus  65 ribu rupiah perkilogram. Hal itu terjadi karena pasokan sayur mayur ke  pasar tradisional menurun akibat banyaknya petani yang gagal panen.

Kenaikan harga berbagai sayur mayur terjadi di sebagian besar pasar tradisional di  Jombang. Tidak terkecuali  pasar tradisional terbesar  Pasar Legi. Kenaikan menonjol  terjadi pada harga cabai rawit yang sebelumnya  35 ribu rupiah kini naik menjadi 60 ribu rupiah perkilogram.

Cabai merah besar dari 35 ribu kini naik menjadi 55 ribu rupiah perkilogram.  Termasuk  cabai hijau tidak mau ketinggalan ikut naik dari 15 ribu menjadi 28 ribu rupiah perkilogram. Bawang putih juga naik dari 28 ribu menjadi 35 ribu rupiah perkilogram.

Tak hanya itu saja,  kenaikan harga juga terjadi pada wortel,  dari 10 ribu naik menjadi 12 ribu rupiah perkilogram, kentang yang sebelumnya 13 ribu naik menjadi 16 ribu rupiah perkilogram dan tomat juga naik dari 8 ribu menjadi 10 ribu rupiah perkilogram.

Budi Susanto salah satu pedagang mengatakan,  kenaikan terjadi akibat cuaca ekstrim di lingkungan petani sayur mayus. Seperti petani cabai di Plandaan, Jombang, Pare Kediri, sehingga membuat  panen sayur di tingkat petani berkurang. Katanya buah biji banyak yang rontok.

Marlikatin, seorang pembeli di Pasar Legi Jombang mengaku kenaikan ini tentu saja memberatkan ibu rumah tangga. Karena harus mengurangi jumlah pembelianya. Pembeli berharap pemerintah segera mengendalikan kenaikan harga ini agar tidak semakin melejit.

“Kenaikan harga sayur mayur sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Penyebabnya karena pasokan sayur ke pasar menurun. Pemasok kesulitan mendapatkan barang karena petani banyak yang gagal panen,” ungkap Budi Susanto. (ab/dan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here