Petani Mandiri Berantas Tikus, Musim Kemarau Waktu Tepat Pemberian Umpan Racun

0
664

Petani Memberi Umpan Racun Dipersawahan

Petani Mandiri Berantas Tikus, Musim Kemarau Waktu Tepat Pemberian Umpan Racun

Jombang, laying.co – Guna menekan perkembangbiakkan hama tikus yang kian terus menimbulkan kerusakan tanaman,  petani di Dusun Rembugwangi, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang sepekan sekali melakukan upaya pergerakan anggota kelompok tani memasang umpan racun tikus di lahan persawahan mereka.

Kegiatan itu dilakukan sepekan sekali,  dengan cara menebar umpan racun tikus di sejumlah titik di pintu lubang rumah tikus. Umpan yang diberikan berupa beras disadur dengan racun tikus merk Rantilon, ditambah sekam padi. Kegiatan itu melibatkan 30 orang petani penggarap, dipimpin oleh Ketua Kelompok Tani Rembugwangi, Wasis Eko Sulistyono, Sabtu (23/11).

“Alhamdulillah bersama anggota petani sore ini bisa menjangkau lahan 25 hektar. Kami bersama sangat sepakat melakukan kegiatan ini. Karena dampak serangan tikus sungguh sangat merugikan tanaman  kami,” ucanya didampingi petani lainnya, usai melakukan penebaran racun.

Kegiatan ini merupakan inisiatif petani, biaya mandiri dari petani pula. Untuk luasan tersebut petani butuh biaya sekitar Rp. 1.700.000, dengan rincian untuk beli racun Rantilon sebanyak 4 kg seharga Rp 325.000/kg (Rp 1.300.000). Selain itu juga untuk membeli beras 40 kg seharga Rp 10.000/kg (Rp 400.000). Sedangkan petani dengan kesadaran sendiri membawa sekam padi masing-masing  satu glangsing.

Sekam untuk menutup racun yang sudah disadur dengan beras setelah ditaruh pada tempat yang diasumsikan sebagai lubang tikus, agar racunya tidak berserakan atau hilang manakala kena embun, jelas Wasis Eko yang juga Kepala Dusun Rembugwangi ini.

Pemberian umpan racun itu berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh  petani. Dengan memberi umpan racun, ternyata banyak tikus yang mati, itu terlihat dari sejumlah bangkai yang ditemui dan aroma bangkai tikus pada lubang yang ada.

“Musim saat ini adalah waktu yang tepat, belum ada tanaman pertanian, tidak ada makanan lain, tikus makan rumput, umbi suket teki. Bahkan, merusak tanaman tebu, yang sedang tumbuh setelah ditebang,” ungkap Wasis Eko.

Pantauan layang.co di persawahan, sepetak tanaman kedele milik Kastari (62 tahun) warga setempat, luas boto 200, kondisi polong tanaman kedele habis. Disela tanaman kedele tampak sisa kulit biji kedelai berserakan, habis dimakan hewan pengerat ini. Lahan yang lain masih tampak “bero”, tidak ada tanaman, rumput mati, disamping sudah dipersiapan untuk menyemai benih, musim tanam menunggu hujan turun.

Petani Berbincang tentang Tanaman Diserang Tikus (Wasis Eko/biru, Suradi/oren, Suroto/kanan)Petani Berbincang tentang Tanaman Diserang Tikus (Wasis Eko/biru, Suradi/oren, Suroto/kanan)

Suradi (49 tahun) mengisahkan, pada musim tanam jagung bulan lalu, petani merugi hingga puluhan juta akibat serangan hama tikus itu. Jagung tanaman miliknya seluas boto 300  nyaris gagal panen, andai terlambat dipanen. Tidak laku dijual, karena bagian polong jagung lebih banyak yang dimakan tikus, sehingga tengkulak merasa merugi apabila membelinya. Akibat serangan itu kerugian petani  mencapai 50-60 persen.

“Tebasan Jagung per boto satus, biasanya Rp, 3,5 – 4 juta. Pada musim yang baru lalu hanya laku Rp 1,5 per boto satus. Bahkan, ada petani yang tidak sempat memanen, ora uman dengan tikus. Ada pula yang menjualnya berupa tebon dari pada tidak panen sama sekali,” papar Suradi.

Para petani Rembugwangi tidak berharap banyak dari pihak Pemerintah tentang pemberantasan tikus karena berdasarkan pengalaman, pengajuan permohonan bantuan sekarang turunnya bisa tahun depan, sedangkan musim depan petani harus sudah siap bertanam dalam musim penghujan. Karenanya tindakan pengendalian hama tikus bersifat mendesak, agar tanaman musim rendeng bisa aman.

“Kami hanya berharap gerakan ini bisa diikuti oleh warga petani sekitar, agar tikus dari tempat lain tidak migrasi ke wilayah kami. Sebab itu, pengendalian hama tikus butuh keserentakan, agar sama aman dari serangan,” pungkas Wasis Eko. (dan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here