Dinsos Jombang Latih Eks Keluarga ODGJ untuk Jadi Pengusaha Kripik Tempe
Jombang, layang.co – Dinas Sosial Kabupaten Jombang, pada Selasa (15/11/2022) melaksanakan pelatihan kewirausahaan pembuatan keripik tempe bagi keluarga eks ODGJ (Orang Dalam Ganguan Jiwa).
Kegiatan digelar selama sehari, bertempat di Balai Desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo, diikuti 40 orang peserta. Mereka merupakan warga masyarakat Kecamatan Gudo yang berdomisili di sekitar Desa Plumbongambang. Pesert adalah bagian keluarga yang pernah memiliki anggota keluarga mengalami ODGJ, dan sudah pulih.
Kegiatan dihadiri Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Jombang, Eko Sulistyono, SH., M.Si, Kasi Sosbud Kecamatan Gudo, Kepala Puskesmas Gudo dan Nurwakid Kepala Desa Plumbongambang serta Kader dan programmer Dinas Sosial. Hadir pula narasumber pak Karto dan Neneng Sujiati dari Asosiasi Permamin Kabupaten Jombang.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Eko Sulistyono, SH, M.Si mewakili Kepala Dinas Sosial Hari Purnomo, mengatakan, Pemkab Jombang dalam hal ini Dinas Sosial, berkomitmen secara serius melaksanakan program dan kegiatan wirausaha khususnya bagi keluarga eks ODGJ.
“Pelatihan ini sebagai bentuk perhatian dan dukungan untuk mewujudkan pembangunan kewirausahaan bagi keluarga eks ODGJ,” tandas Eko Sulistyono.
Saat ini, katanya, kegiatannya masih dalam tahapan eksplorasi. Namun tidak mengurangi komitmen untuk berkontribusi kepada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat khususnya keluarga eks ODGJ di Desa Plumbongambang, Kabupaten Jombang, tambahnya.
Disampaikan Eko, program pelatihan pembuatan kripik tempe merupakan hal penting yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Dengan cara praktik langsung peserta diharapkan dapat mengidentifikasi jenis dan macam ragi tempe yang digunakan dalam pembuatan tempe.
Peserta mendapatkan materi pelatihan seperti, pembekalan dan praktik langsung proses pembuatan kripik. Pengenalan bahan dan cara membuat, teknis membedakan dan mengetahui bahan baku ragi tempe terbaik dalam pembuatan tempe.
Harapannya pasca pelatihan, peserta dapat memproduksi/membuat ragi tempe dalam pembuatan tempe, serta peserta dapat memahami dan mengetahui teknis dan manajemen pemasaran kripik tempe.
“Diantara 40 orang peserta keluarga eks ODGJ ini diharapkan akan muncul para wirausahawan khususnya bagi keluarga eks ODGJ. Sehingga mampu menciptakan peluang-peluang kerja baru,” harap Eko.
Melalui pelatihan ini peserta bisa menghasilkan produk barang yang kreatif dan inovatif yang memiliki nilai ekonomis dan mampu memberdayakan potensi lokal. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup bagi keluarga eks ODGJ di sekitar Desa Plumbongambang, tukasnya.
Eko menambahkan, pelatihan pembuatan kripik tempe oleh Dinas Sosial dapat memberikan dampak positif. Artinya, mencari terobosan baru dimana kripik tempe produknya sudah lama, tapi kedepannya bisa mandiri untuk keluarga yang tersayang.
“Intinya, keluarga ODGJ bisa membantu perekonomian dan meringankan kebutuhan ekonomi keluarga,” tandas Eko.
Pelatihan, untuk sementara berjumlah peserta 40 orang warga yang berdomisili di sekitar Desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo. Dinas Sosial untuk sementara ini hanya memberikan pelatihan, serta bahannya seperti tempe, tepung, dan minyak.
“Sementara ini belum memberikan alat-alat, Insya Allah tahun depan bisa dialokasikan alat-alat bagi tiap penerima manfaat, misalnya, alat pemotongan kripik tempe,” katanya.
Eko berpesan, pelatihan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Agar lebih paham dan mergerti. Para peserta ini tidak sendiri, melainkan didampingi para pelatih, terang Eko.
Kepala Desa Plumbongambang pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Dinas Sosial. Menurut Kades Nurwakid, melalui pelatihan ini akan mampu meningkatkan kreatifitas dan inisiatif warga masyarakatnya, untuk menambah sumber ekonomi baru.
“Semoga, masyarakat bisa menindaklanjuti kegiatan ini menjadi alternatif sumber ekonomi keluarga terbaru, karena pelatihan ini memberi motivasi dan menciptakan lapangan usaha baru. Untuk itu, tolong diikuti hingga selesai,” pesan Kades.
Yenny (45 tahun) seorang kader yang mendampingi peserta menyambut baik adanya pelatihan ini, karena bisa menambah ketrampilan keluarga dalam membuat kripik tempe, sehingga bisa membantu ekonomi keluarga.
“Keluarga optimis, dengan pelatihan ini bisa menjadi alternatif menambah penghasilan,” tukasnya kepada http://layang.co (dan)














