Jombang akan Menerapkan Jam Belajar Malam Bersama Keluarga

0
644
Bupati Jombang Sebagai Nara Sumber dalam Dialog dengan Forum Pendidikan Provinsi Jawa Timur

Jombang akan Menerapkan Jam  Belajar Malam Bersama Keluarga

Jombang, layang.co – Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab mengatakan, guna menyikapi penurunan kualitas pembelajaran yang terjadi belakangan ini akibat efek dari  perkembangan teknologi informasi dan pergaulan di lingkungan masyarakat kita. Kabupaten Jombang akan menerapkan sistem belajar jam malam, bersama keluarga, pada pukul 18.00 – 20.00 WIB.

Pada jam itu seluruh anggota keluarga, baik anak maupun orangtua dalam lingkup keluarga tidak boleh menyalakan TV, Radio, HP dan alat elektronik lainnya. Dalam rumah harus belajar bersama. “Sinau bareng”. Bisa berupa diskusi bersama atau mengajar anak untuk pelajaran sekolah. Program ini akan diterapkan 2020, sementara kita siapkan peraturan daerahnya.

Hal ini disampaikan Bupati Jombang saat mengawali acara “Dialog Serta Audensi Bupati dan Wakil Bupati Jombang Dengan Forum Peduli Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” Sabtu (30/11) di ruang Bung Tomo Pemkab Jombang.

Kegiatan di hadiri Komunitas Pendidikan Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah

Hadir dalam acara tersebut Ketua Forum Peduli Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr H Rasiyo, M.Si, dan Mantan Kepala Dinas Pendikan dan Kebudayaan wilayah tengah di Jawa Timur, sekitar Kabupaten Jombang meliputi Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Kediri, Nganjuk, hingga Kabupaten Pacitan. Selain itu, juga Kepala Sekolah SMPN-Swasta di Jombang, Kepala SDN/MI di Jombang. Ketua Dewan Pendikan dan Kebudayaan Jombang, disamping Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang Agus Purnomo bersama mantan Kadisdinbud drg Budi Nugroho, MPPM.

Menurut Bupati Hj Mundjidah Wahab, pola pendidikan di awali dari lingkungan keluarga. Terutama pendidikan keagamaan, ketakwaannya, keaklaq-annya, aqidahnya. Pendidikan dasar kemanusiaannya ini yang diutamakan. Selain ini diterapkan di lingkungan keluarga, program ini masuk dalam mata pelajaran muatan lokal.

“Tujuan dari program ini, untuk mewujudkan manusia Jombang berkarakter dan berdaya saing. Menjadikan generasi yang berkualitas secara teknologi, ilmu pengetahuan, tetapi juga mantap dalam sisi pengetahuan akhlak dan ilmu agama. Sikap ini sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Jombang, termasuk pemberian kain pakaian sekolah bagi SD-SMP, kendati menimbulkan masalah dari ukurannya,” ungkap Hj Mundjidah Wahab.

Sementara itu dalam dialog yang dipimpin moderator Sekdakab Jombang Drs H Ach. Jazuli, M.Si itu menghadirkan nara sumber Rasiyo, mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Rektor Unipdu, Anggota DPD RI Anton.

Dalam kesempatan tersebut Rasiyo mengatakan, menyikapi kebijakan kepemimpinan Menteri  Pendidika dan Kebudayaan Republik Indonesia Makarim, yang ahli dalam Informasi Teknologi,  maka pendidik harus bisa menyesuaikan. Semoga kebijakannya tidak mengandalkan IT, tetapi juga harus memperhatikan sisi lain.

Antisipasi kesiapan ini sangat perlu karena biasanya setiap ganti pimpinan selalu ganti kebijakan baru. Contohnya, sistem Zonasi, sistem penerimaan siswa baru, sistem ujian nasional yang akan dihapus, dan lain sebagaimana. Sistem sebelumnya diterapkan masih terseok-seok, akan diganti dengan sistem baru, kurilkulum baru, ini menjadikan sistem pembelajaran tidak konsisten.

Rasiyo sepedapat dengan kebijakan Bupati Jombang, yang akan memperkuat pendidikan akhlaq, moral keagamaan.  Karena itu merupakan roh pembangunan manusia yang sebenarnya. Hal ini sangat bisa dipahami, karena di Jombang banyak pondok pesantren.

Di bagian lain Rasiyo mengutarakan, banyak problem di lingkup pendidikan masih perlu diterapkan dan dibenahi secara serius. Diantaranya, tentang Biaya Operasional Siswa (BOS), belum pernah BOS cair tepat waktu. Akibatnya, Kepala Sekolah mendapat beban baru, harus mencari pinjaman agar kegiatan sekolah bisa tercover.

Selain itu, lanjut Rasiyo, guru kelas juga dibebani harus bikin satuan pelajaran. Pekerjaan guru mengajar di kelas itu sudah merepotkan dalam persiapan. Jangan lagi guru dibebani administrasi. Akibatnya, guru tidak fokus dalam menyampaikan mata pelajaran.

“Sistem pengajaran yang sesuai itu adalah ada kedekatan emosional antara guru dengan siswa. Bisa komunikasi, berdiskusi, bukan hanya mengandalkan teknologi. Biarkan teknologi tinggal mengunduh, tetapi pelajaran di sampaikan dengan hati,” tutur Rasiyo. (dan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here