Dukung Swasembada Pangan Disperta Jombang Gelar Workshop Optimalkan BTS
Jombang, layang.co – Guna mendukung tercapainya swasembada pangan nasional Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Jombang akan mengotimalkan realisasi program Budidaya Tanaman Sehat (BTS).
Untuk mencapai itu, pihaknya akan berkolaborasi dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) utamanya Pemerintah Desa, mengingat realisasi program ini tidak bisa dilakukan sendiri. Program ini telah dimasukkan dalam renstra Dinas Pertanian tahun 2025-2030.
“Mulai tahun 2024 lalu, kami telah intens melakukan komunikasi dengan pemerintah desa untuk mengembangkan regu pengendali hama (RPH) dan pengembangan BTS melalui dana desa,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Ir Muchammad Rony, MM saat menyampaikan sambutan pada Workshop Budidaya Tanaman Sehat (BTS), Selasa (21/01/2025).
Kegiatan berlangsug di Wonosalam bekerja sama dengan PT. KBI (Kliring Berjangka Indonesia) mengambil tema: “Melalui Budidaya Tanaman Sehat Kabupaten Jombang Mewujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan”.
Workshop BTS yang diikuti semua koordinator wilayah PPL (penyuluh pertanian lapangan) dan semua petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuham (POPT), serta eselon III, UPT penyuluhan dan para KJF (kordinator jabatan fungsional) Kabupaten Jombang.
Workshop tersebut mendapat dukungan dari Perguruan Tinggi, hadir sebagai nara sumber yakni Doktor Gatot Mudjiono tokoh PHT dari Universitas Brawijaya (Unbraw) serta Luqman Qurata Aini ahli hama penyakit dan bio-science. Hadir pula Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, DR. Rachmat melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Gandi Purnama.
Keterlibatan manajemen perusahaan swasta KBI dalam pengembangan BTS, salah satunya yang mensuport bantuan sarana pendukung antara lain baterai drone, genset untuk mendukung operasional drone dan power weeder atau mesin pengendali gulma.
Menurut Kadisperta, tuntutan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tidak bisa dihindari. Untuk mewujudkan cita-cita swasembada pangan pemerintah telah menargetkan luas tanam 20 juta hektare secara nasional di tahun 2025.
Sedangkan di Kabupaten Jombang, saat ini ditarget luas tanam mencapai 81.250 hektare, dari biasanya rata-rata berkisar antara 70.000 – 75.000 hektare se tahun.
Rony menyebut, untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja akan menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat, seperti kebiasaan petani kita dalam budidaya tanaman memakai berbagai bahan kimia sintetis secara intensif.
“Ini menjadi penyebab budidaya pertanian berbiaya tinggi, kerusakan lingkungan bahkan produksi bisa mengalami stagnan,” urainya.
Untuk itu, Disperta Jombang tidak hanya melakukan penambahan luas tanam saja. Tetapi juga penerapan teknologi atau pendekatan budidaya yang mencakup tiga aspek, meliputi peningkatan produksi dan produktivitas, efisiensi biaya produksi dan ramah lingkungan, jelasnya.
Pada bulan-bulan selanjutnya, kata Rony, pihak Disperta Jombang akan menindaklanjuti dengan pelatihan kepemanduan BTS. Melakukan pendampingan kepada petani.
Rony mengaku, pihaknya telah menerima surat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur tertanggal 10 januari 2025. Yang isinya pemberitahuan bahwa kegiatan manajemen tanaman sehat (MTS) tahun 2025 akan ditempatkan di Jombang.
“Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kami dipercaya sebagai tuan rumah. Tapi ini juga sebagai bentuk tanggungjawab untuk menyukseskan acara tersebut,” pungkasnya. (*dan)














