Komitmen Kelola Limbah B3 Medis Sesuai Protokol, RSUD Jombang  Ajak Pengunjung Buang Sampah Sesuai Jenisnya untuk Mewujudkan Rumah Sakit Ramah Lingkungan

- Penulis

Senin, 13 Juni 2022 - 12:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komitmen Kelola Limbah B3 Medis Sesuai Protokol, RSUD Jombang  Ajak Pengunjung Buang Sampah Sesuai Jenisnya untuk Mewujudkan Rumah Sakit Ramah Lingkungan

Jombang, layang.co – RUMAH SAKIT RAMAH LINGKUNGAN. Inilah sebagian  visi kebijakan manajemen RSUD Jombang. Untuk mewujudkan itu tidak bisa sendiri, akan tetapi butuh pastisipasi aktif dan kerjasama semua elemen termasuk masyarakat pengunjung rumah sakit.

“Kami butuh tindakan kecil dari masyarakat, dengan cara membuang sampah sesuai petunjuk tertulis pada tong sampah yang disiapkan di lingkungan rumah sakit. Sikap itu  merupakan perihal besar bagi Kami dalam upaya memilah sampah domestik sesuai dengan jenisnya sedari awal,” ucap Irawan Cendra Wanto, SKM Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan (INSANG) RSUD Jombang, saat berbincang dalam Humas RSUD Menyapa, Kamis (16/06/2022).

Menurutnya, membuang sampah organik, an organik,  tepat pada tempatnya sangat membantu menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan, sehingga bersama, kita akan bisa mewujudkan RSUD Jombang Beriman (Bersih, Indah, Aman, Nyaman).

Kepedulian pengunjung  akan sangat membantu “kerja diam” tim INSANG yang berjumlah 33 orang personil yang sudah terbagi pada tugas kebersihan, sanitasi, petugas limbah B3, operasional IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dan unit Pertamanan.

“Kerja diam Tim INSANG mulai pukul 05.00 WIB setelah subuh, sebelum tenaga medis hadir melakukan aktifitas, sebelum dilakukan distribusi makanan ke pasien, sebelum  jam berkunjung  dibuka, pukul 11.00 WIB,”katanya.

Sesuai tugas kami memulai dengan melakukan pembersihan halaman serta lingkungan di rumah sakit agar rumah sakit dalam keadaan bersih sebelum kegiatan pelayanan dimulai, ungkap alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair tahun 2004 ini.

Kegiatan di Instalasi Sanitasi Lingkungan (INSANG) selain pengelolaan limbah domestic dan kebersihan, tak kalah pentingnya adalah Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( LB3). Dalam pengelolaan pun dikerjakan sesuai dengan SP0 (Standart Petunjuk Operasional) LB3, yakni berdasarkan sejumlah peraturan perundangan terkait Pengelolaan Limbah B3, baik itu peraturan yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan yaitu Permenkes RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan RS, maupun peraturan yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  yang mengatur secara spesifik pengelolaan limbah B3 melalui PermenLHK No.56 Tahun 2015 tentang Tata cara dan Persayaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes.

“Masih banyak peraturan yang mengikat dalam pengelolaaan limbah B3, bahkan untuk tahapan pengolahan limbah B3, kerjasama dengan pihak ketiga wajib dilakukan dengan pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan MoU dengan pimpinan rumah sakit,” tandas lelaki kelahiran Tuban yang telah bertugas di RSUD Jombang sejak 1 Maret 1998 ini.

Perbincangan yang di pandu Giannita Prayoga dengan tema “Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Layanan Kesehatan” itu,  Irawan Cendra Wanto, SKM menguraikan, limbah B3  diatur berdasarkan karakteristiknya. Untuk pemilahan limbah padat di RSUD Jombang dibagi menjadi 4, yaitu limbah infeksius, limbah benda tajam & jarum, limbah kimia farmasi dan limbah sitotoksik. Sedangkan untuk limbah Non Infeksius/limbah domestic dibagi menjadi 2 yaitu Limbah Organik dan limbah Anorganik.

Baca Juga:  PG Tjoekir Lakukan Vaksin Gratis untuk Karyawan dan Warga Mulai Usia 12 Tahun

Untuk menangani itu, pihaknya melakukan 6 tahapan pengelolaan dengan cara Pengurangan dan Pemilahan, penyimpanan sementara, pengangkutan yang dikelola oleh petugas RSUD Jombang sendiri, sedangkan tahap pengolahan, penimbunan dan penguburan dilakukan oleh pihak ketiga berijin KemenLHK Pusat melalui MoU dengan pimpinan RSUD Jombang.

“Dalam kerja sama itu, pihak ketiga diwajibkan harus mengambil setiap hari, sehingga tidak ada penimbunan, penyimpanan dan pembakaran dilingkungan rumah sakit,” tambah dia.

“Upaya tahap pengurangan misalnya, penggunaan thermometer dan tensimeter mercuri sekarang  sudah menggunakan thermometer dan tensimeter digital, tanpa air raksa (Hg) yang merupakan limbah B3. Hal yang penting yakni melakukan tata kelola yang baik setiap bahan atau material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan atau pencemaran lingkungan” jelasnya.

Dalam masa pandemik seperti sekarang ini juga, meskipun sudah mulai turun kasusnya, tetapi pengelolaan limbah Covid-19 tetap dilakukan secara ketat sesuai Protokol pengelolaan limbah Covid-19 yang ada di RSUD Jombang.

Untuk memutus penyebaran virus, pengaturan tupoksi petugas sesuai protocol dilaksanakan, petugas yang didalam lokasi isolasi Covid tidak boleh keluar area isolasi, sedang petugas yang dibagian luar tidak boleh masuk ke area dalam isolasi. “Upaya ini untuk memutus rantai penularan,” ujarnya.

Produk limbah B3 di RSUD Jombang sekitar 200 kg setiap hari. Jumlah ini jauh berkurang dibanding ketika pandemi Covid-19 melanda, mencapai 1,2 ton per hari. Begitu pula limbah Farmasi saat Covid-19 dalam tahun 2020 lalu bisa mencapai 280 kg, yang belakangan melandai  berkisar 40 kg/hari.

Selain berkomitmen mengelola limbah B3, menejemen RSUD Jombang juga melalui instalasi Sanitasi Lingkungan (INSANG) juga melakukan penyehatan media lingkungan sebagai quality control rumah sakit, dengan melakukan uji laboratorium secara berkala setiap bulan sekali untuk air RO dan makanan, serta 6 bulan sekali terhadap air bersih maupun udara di lingkup RSUD Jombang.

Beragam upaya ini untuk memberikan kenyamanan pengunjung dan keluarga pasien guna mensupport kesembuhan pasien.

“Alhamdulillah, Insya Allah sejauh ini menu makanan yang dihidangkan  oleh tim Gizi kepada pasien, selain enak rasanya dengan asupan gizi yang cukup, juga secara kualitas bakteriologis dipantau dengan baik sehingga  menjadi makanan yang sehat dan menyehatkan sehingga bisa mensupport pasien agar tidak lama-lama di rumah sakit, dan diharapkan segera sehat dan sembuh jikalau berobat ke RSUD Jombang,” pungkas Irawan Cendra Wanto, SKM. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC
Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM
Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini
Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap
RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan
Poli VCT RSUD Jombang Layani Deteksi dan Terapi HIV/AIDS Sepenuh Hati: Pengobatan Bukan Akhir, tapi Awal untuk Hidup Lebih Sehat
302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030
Untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat dan Atasi Stunting, Pemkab Jombang Gencarkan GEMARIKAN

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 15:44 WIB

Puskesmas Kesamben Intensif Layani 33 Penderita HIV/AIDS dan Pasien TBC

Selasa, 25 November 2025 - 13:48 WIB

Bersinergi dengan Kader Posyandu Desa, Puskesmas Kesamben Lakukan Screning dan Sosialisasi ATM

Kamis, 13 November 2025 - 14:33 WIB

Kenali Sejak Dini Tanda Gawat Darurat pada Anak Sakit, Segera Bawa ke IGD RSUD Jombang Jikalau Muncul Gejala Ini

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:25 WIB

Di Kompleks Makam Mbah Sayyid Sulaiman, Betek Mojoagung akan Ada Klinik Rawat Inap

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:07 WIB

RSUD Jombang dan Pemdes Temuwulan Kolaborasi Tangani Anak Penderita Jantung Bawaan

Berita Terbaru