Harga Cengkeh Wonosalam Terpelanting Rp 17.500/kg, Tengkulak Siap Gulung Tikar

- Penulis

Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prethes/sortir Biji Cengkeh Biasa Dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga di Lingkup Desa di Wonosalam.

Prethes/sortir Biji Cengkeh Biasa Dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga di Lingkup Desa di Wonosalam.

Harga Cengkeh Wonosalam Terpelanting Rp 17.500/kg, Tengkulak Siap Gulung Tikar

Jombang, layang.co – Memasuki musim panen raya cengkeh di Kecamatan Wonosalam harga jualnya menurun terus.  Terpelanting pada angka Rp 17.500/kg basah sedang cengkeh kering bertahan Rp 55.000/kg. Kondisi ini tidak memberikan harapan dan mengancam nasib tengkulak, gulung tikar, bahkan bangkrut.

“Apabila melihat informasi  pasar harga cengkeh sementara ini, rasanya lebih condong merugi. Balik modal saja sudah menggembirakan,” ucap Sudariyono (51 tahun) seorang tengkulak saat berbincang dengan layang.co, pekan lalu.

Menurutnya, sedikitnya butuh modal Rp 200 juta,  untuk bisa leluasa menebas buah cengkeh di pohon milik petani dengan asumsi bisa mendapatkan untung. Dengan keahlian menafsir seperti dirinya berani memberi uang perskot (tali omong) kepada pemilik pohon  dan bayar lunas ketika mulai dipetik.

“Dampak Covid-19, daya beli masyarakat menurun, daya serap pabrik rokok terhadap cengkeh tidak seperti biasanya. Apalagi dengan harga Rp 17.500/kg, jelas nasib tengkulak diujung tanduk, merugi,” ungkap Sudariyono pelaku penebas cengkeh dipohon sejak tahun 1990-an ini.

Dia merincikan, biaya yang tidak bisa disiasati yaitu upah kerja petik Rp 70.000/orang/hari, upah tenaga “prethes/sortir”  Rp 1.000/kg dari dompolan cengkeh menjadi butir miji-miji. Selain itu, biaya mobil angkut dan ongkos buruh ngusung Rp 250.000/kirim.

“Upah Rp 70.000/orang setara harga jual 10 kg cengkeh, bebas. Artinya, buruh membawa bekal makan sendiri,” tukas Sudariyono.

Baca Juga:  Batik Caker’s Produk Warga Candimulyo Diorbitkan Kembali
Sudariyono (kiri) Saat Berbincang dengan Awak Media, Pekan Lalu.

Menurut Sudariyono, tengkulak milih menjual basah mengingat perbandingan rendemen  3:1. Yakni biji cengkeh 3 kg basah akan susut menjadi 1 kg kering. Disamping ada biaya tambahan lain sperti proses penjemuran.

“Perbandingan 3:1 ini untuk cengkeh dilingkup Wonosalam bawah. Kalau cengkeh berasal dari wilayah lebih tinggi memiliki kadar air lebih basah,  maka 3,5 kg basah menjadi 1 kg kering,” urai Sudariyono

Idealnya, katanya, harga jual cengkeh basah Rp 25.000/kg, sehingga tengkulak dan petani ada keuntungkan. Akan tetapi, perubahan harga sulit dicapai semenjak pasar cengkeh dimonopoli. Yakni, pembeli cengkeh hanya dikuasai oleh Boss Rokok Sampoerna, yang sekarang dimiliki invertor Amerika.

“Bahkan, pabrik rokok seperti Gudang Garam, Djarum atau industri rokok lainnya, membeli cengkeh ke PT Sampoerna. Monopoli inilah yang membuat harga cengkeh sulit untuk berubah, lebih mahal,” ujarnya.

Meski Sudariyono tidak memiliki data angka pasti, tetapi prediksi lelaki kelahiran Desa Carangwulung, Wonosalam ini, potensi produksi cengkeh Wonosalam hingga meliputi lingkungan Kecamatan Pacet dan Trawas Kabupaten Mojokerto, tidak lebih dari 1.000 ton per musim.

“Produksi cenderung menurun karena usia pohon cengkeh sudah tua, sementara peremajaan belum optimal. Petani kurang bergairah untuk merawat tanaman. Harga sempat bagus pada tahun 2005-an, kisaran Rp 115.000 – Rp. 125.000/kg basah. Saat itu, petani cengkeh sejahtera. Sekarang tengkulak, gulung tikar, terancam bangkrut,” ucapnya sambil nyruput Kopi khas Wonosalam. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel layang.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PT JAPFA Serahkan Kandang Ayam ULU ke Pemkab Jombang, untuk Dorong Kebangkitan Peternak Lokal
Presiden Prabowo Bantu 100 Becak Litrik untuk Warga Jombang
Kecamatan Perak Gelar Pesta Rakyat UMKM dan Sedekah Bumi, Wujud Syukur dan Penguatan Ekonomi Lokal
Sebanyak 10 Buruh Tani Cengkeh Desa Ngampungan, Bareng Peroleh Bantuan Langsung Tunai DBHCHT
Produk Unggulan UMKM Jombang Ikuti Pameran di  Jatim Fest 2025
Tomat Harga Anjlok, Ditumbas Bupati Kemudian Dibagikan Kepada Warga Jombang
Ada 88 Perajin Tahu yang Olah 84 Ton Kedelai/Hari di Jogoroto, Pemkab Jombang Bersinergi Bangun IPAL Senilai Rp 7,7 M
Bazar Gerakan Pangan Murah di Jombang, Diserbu Masyarakat

Berita Terkait

Jumat, 19 Desember 2025 - 11:32 WIB

PT JAPFA Serahkan Kandang Ayam ULU ke Pemkab Jombang, untuk Dorong Kebangkitan Peternak Lokal

Senin, 24 November 2025 - 21:25 WIB

Presiden Prabowo Bantu 100 Becak Litrik untuk Warga Jombang

Jumat, 24 Oktober 2025 - 10:13 WIB

Kecamatan Perak Gelar Pesta Rakyat UMKM dan Sedekah Bumi, Wujud Syukur dan Penguatan Ekonomi Lokal

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:38 WIB

Sebanyak 10 Buruh Tani Cengkeh Desa Ngampungan, Bareng Peroleh Bantuan Langsung Tunai DBHCHT

Jumat, 3 Oktober 2025 - 13:16 WIB

Produk Unggulan UMKM Jombang Ikuti Pameran di  Jatim Fest 2025

Berita Terbaru