Kapasitas Ruang Hunian LP Jombang tidak Manusiawi, Overloud Butuh Tambah Ruang Hunian
Jombang, layang.co – Kapasitas tampung ruang hunian Lembaga Pemasyarakatan Klas II-B Jombang untuk sementara dinilai tidak manusiawi. Ruang inap yang seharusnya diisi penghuni 200 orang, namun saat ini yang menempati sebanyak 888 orang tahanan.
Kondisi ini overloud, tidak manusiawi, berdesakan, bahkan untuk tidur selonjor saja susah. Udara pengab. Penguni ruang inap tahanan dari berbagai golongan pelanggar hukum tidak nyaman. Dari 888 penghuni tidak semua berada dalam ruang yang sama. Mereka terbagi pada beberapa ruang yang cukup lebar, namun terkesan berdesakan.
Tampak dari mereka berada di ruang berjeruji tidak mengenakan baju atasan karena panasnya suhu ruangan. Saat Wakil Bupati Sumrambah menghampiri ruang tahanan, sebagian dari mereka bertegur sapa dengan Wabup karena sebelumnya kenal diluar, dalam wilayah Kabupaten Jombang. Diantara mereka ada yang semula Kepala Desa, perangkat desa dan warga biasa.
Mayoritas para penghuni itu merupakan pelanggar hukum penyalahgunaan narkoba. Bahkan Kasat Narkoba Polres Jombang AKP M Wakid, SH, pada suatu kesempatan membenarkan apabila tahanan di Lapas, didominasi oleh pelaku pelanggar hukum masalah narkoba. Hal ini patut diakui, mengingat sebagai contoh saja, dalam bulan Januari 2020, masuk minggu kedua, ada tambahan sekitar 40 orang pelanggar hukum yang diamankan Polres Jombang.
Kepala Lapas yang baru Slamet Budiono saat memberikan sambutan lepas sambut pejabat dari Wachid Widodo kepada dirinya , Selasa (21/1/2020) mengatakan, kapasitas hunian melebihi daya tampung yang ideal. Dari kondisi yang riil saat ini tidak manusiawi. Untuk tidur saja sulir karena berjejalnya penghuni.
“Memperhatikan tempat yang ada, butuh ruang hunian baru. Pembangunan yang sesuai. Kontruksi bangunan lebih tepat tingkat, keatas. Karena kalau membangun kesamping sangat tidak mungkin. Kebutuhan ini akan saya koordinasikan dengan Bupati. Kalaupun dibantu bangunan fisik, saya tidak mau terlibat dalam proses pembangunannya, tapi saya siap menerima kunci, ruang siap pakai,” kata Slamet Budino, mantan Pejabat Kalapas dari Pontianak, Kalimantan ini.
Sementara itu, Wabup Sumrambah menjawab pertanyaan awak media terkait dengan kapasitas overloud dimaksud mengatakan, akan membahasnya dengan Bupati.
“Hari ini Ibu Bupati tidak hadir karena masih ada tugas dinas ke Jakarta. Tentang overloud, akan saya bicarakan dengan ibu Bupati. Yang paling penting adalah, bagaimana kita ada upaya patuh, agar warga masyarakat Jombang tidak sampai masuk ke Lapas. Ini yang paling penting,” tukas Wabuh Sumrambah.
Pada rangkaian lepas sambut tersebut, Pemkab Jombang telah memberikan bantuan dana hibah dalam tahun anggaran 2020 sebesar Rp 545 juta, guna pembangunan kualitas dapur untuk mempersiapkan menu makanan bagi penghuni lapas. Dapur tersebut menurut Kalapas lama Wachid Wibowo, idealnya untuk menyiapkan 200 warga penghuni, namun karena keadaan sehingga harus dioptimalkan untuk memenuhi bagi konsumsi waarga penghuni 888 orang.
Dari penyaksian Wabup, luas ruang masak (restorasi) di LP luas 2 M panjang 6 meter, terkesan sesak, dan tradisional, peralatan masak dan bahan makanan tersimpan pada ruang dan tempat yang sama, sehingga terkesan kondisi higienis (kesehatan) kurang memadai.
Selain telah menyiapkan dana hibah, pada kesempatan tersebut Pemkab Jombang juga telah menyerahkan minibus Ambulan, guna peningkatan pelayanan mobilitas dalam lingkup Lapas Jombang. (dan)