Medali PORPROV Jatim IX Tahun 2025 Dicetak Dari Pojokkulon, Kesamben – Jombang

Frendy Adi Nugroho menunjukkan medali produksi (photo kiri) sedangkan photo kanan, karyawannya sedang mengemas keping medali yang sudah selesai dikerjakan ke dalam plastik, ditempat kerjanya, Senin, 9/6/2025.

Medali PORPROV Jatim IX Tahun 2025 Dicetak Dari Pojokkulon, Kesamben – Jombang

Jombang, layang.co – Frendy Adi Nugroho. Inilah nama pemuda kreatif pengusaha muda  dibidang olahraga, yang berdomisili di Dusun/Kampung Turi, Desa Pojokkulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Di Desa inilah medali PORPROV Jawa Timur IX tahun 2025 dibuat atau diproduksi.

Pemuda usia 30 tahun kelahiran Desa Sumoroto, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, terbilang sukses untuk ukuran pemuda seusianya. Betapa tidak, dalam sebulan omsetnya mencapai Rp 200 juta, berputar di lingkungan perdesaan, yang terkadang di tempat tinggalnya dilanda banjir ketika hujan turun cukup deras, seperti saat https//:layang.co bertandang ke dapur olahnya, Senin (9/6/2025).

Meski halaman rumah banjir akibat luapan anak sungai irigasi teknis persawahan di Pojokkulon, tak menyurutkan semangat aktifitas karyawannya, merampungkan pekerjaan, yang ditarget 20 Juni 2025 harus selesai, yang mana Porprov Jatim IX tahun 2025 diagendakan 28 Juni – 5 Juli di  Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu).

“Sebanyak  50 persen telah rampung, sudah kami kirim ke PB Porprov KONI Jawa Timur” ucapnya.

Omset sebesar itu bukan hanya berasal dari pekerjaan membuat medali multi event Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur IX tahun 2025. Melainkan bisnis kombinasi peralatan olahraga lainnya yang dirintis sejak 2019.

Meski air nyaris naik ke lantai teras rumah, karyawan tetap tekun mengecat secara teliti, halus, telaten, sesuai kombinasi warna-warni logo Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), berupa medali, emas, perak dan perunggu.

Dibagian tempat lain ada karyawan yang menata, menyematkan tali gantungan bertuliskan, “PORPROV Jawa Timur Tahun 2025” dan mengemasnya per keping ke dalam kantong plastik dengan rapi,  medali yang telah selesai dicat dengan warna, biru, kuning, hijau, merah, putih.

Pada mementum multi event Porprov 2025 ini, UD Trophy Jaya milik Frendy panggilan akrab pemuda beranak empat ini mendapat order medali sebanyak 7.900 keping, dengan rincian, medali emas 2.370 keping, perak 2.370 keping, dan medali perunggu 3.160 biji. Keping medali perunggu lebih banyak karena ada juara tiga bersama, pada nomor lomba atau pertandingan tertentu.

Untuk mengerjakan order medali berukuran diameter 8 cm seberat 100 gram per keping itu, UD Trophy Jaya tidak sendiri. Untuk cetak keping medali, melibatkan pihak ketiga pabrik injeksi di luar Kabupaten Jombang. Kemudian proses penyepuhan, crom  menjadi warna emas, perak dan perunggu diolah di dapur kerja kediaman Frendy.

Untuk merampung pekerjaan itu, ia mengajak 30 ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan.

“Alhamdulillah, ada 30 orang ibu-ibu ambil bagian pekerjaan pengecatan. Upah ngecat Rp 600/keping. Bahan dari Kami, sehari orang bisa merampungkan 100 pcs, senilai Rp 60 ribu. Mereka  sangat senang mendapat tambahan penghasilan,” ungkap Frendy.

Pemuda alumni Universitas Surabaya, gelar S1 Jurusan Pendidikan Olahraga tahun 2017 dan S2 pada  Fakultas Ilmu Olahraga tahun 2019 ini, kian gigih mengembangkan usaha peralatan perlengkapan olehraga pasca lulus, berkat koneksitas pertemanan dan kemitraan.

Seperti yang ia alami atas order medali Porprov 2025 ini,  berkat hubungan baik alumni Unesa yang kebetulan ada yang masuk dalam Panitia Besar (PB) PORPROV Jawa Timur.

“Belum sampai mengajukan penawaran, tetapi karena link hubungan baik, kemitraan sejak di Kampus,” terang Frendy, mengaku menekuni dan mengembangan usaha atas dasar bisnis konveksi keluarga di Ponorogo.

Sebelumnya, kata Frendy, medali Porprov Jawa Timur diperoleh dengan cara impor, yang tentu harga lebih mahal, kena pajak barang impor dan lainnya. Menggandeng mitra UMKM seperti ini sesuai instruksi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, agar melibatkan kemampuan potensi daerah.

Karena asyiiknya menekuni usaha perlengkapan olahraga, Frendy enggan untuk mengajarkan ilmu kuliahnya, ini lantaran dinamika order terus berkembang. Permintaan bukan hanya medali, melainkan, banyak perlengkapan olahraga, seperti bodhy protector cabor pencak silat maupun bela diri lainnya, seperti unifrom, properti trophy atau piala, berbagai ukuran, bentuk dan model.

Bisnis medali, trophy dan piala lainnya yang terintis sejak tahun 2019 lalu itu, terus bergulir, bukan hanya pada multi event tetapi pada kejuaraan temporer, intens seperti kejuaraan mandiri tingkat Kabupaten, event runing, kelulusan sekolah yang memberikan medali bagi alumnusnya.

“Seperti pemberian trophy juara pada kontes kambing etawa, di Undar Jombang dua pekan lalu Piala Bupati Warsubi,” aku  Frendy, pemuda yang memiliki skill olahraga pencak silat sekali waktu ngajar ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1 Tembelang ini.

Tingginya omset muncul dari order kejuaraan di Jawa Barat, karena di sana kejuaraan rutin seperti pencak silat terprogram antar perguruan. “Alhamdulillah order banyak ke Kami,” ucapnya riang.

Apa alasan dari Jawa Barat lebih sering, padahal di sana juga banyak bisnis bidang serupa. Menurutnya, pihaknya mampu bersaing pada kualitas, deat line waktu pengerjaan dan perhatian layanan, seperti kirim produk ke lokasi kejuaraan sesuai kesepakatan. Upaya mengirim tepat waktu, didukung  armada kendaraan roda empat yang ia miliki meski terkadang diantar dengan cara naik kereta api.

“Alhamdulillah sebulan sekali saya antar sendiri, kirim barang orderan ke Jawa Barat, bukan hanya medali, piala, trophy, tetapi perlengkapan olahraga lainnya, siap memenuhi dengan harga kompetitif, seperti yang selama ini telah terjalin,” tukasnya.

Memperhatikan prospek bisnis ini ke depan ia, bersama istri Dian Melati yang akrab disapa Mela, (alumnus Jurusan MIFA Unesa) merencanakan membuat, membangun, mendatangkan mesin cetak atau mesin injeksi, yang reprensentatif agar lebih bisa meneguk untung hasil bisnisnya.

Harapan ini wajar, didukung sikap istri yang menjalankan bisnis online perlengakapan olahraga, kian terasa lancar. Itu terlihat dari berbagai bentuk dan ukuran trophy berjajar dibagian lain rumah tinggalnya.

“Tujuan lainnya membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar,” ujar Frendy. Untuk itu, bolehlah teman-teman Cabor bermitra atas kebutuhan kegiatan kejuaraan, dijamin kualitas terjaga, banyak pilihan sesuai bugjet anggaran, imbuhnya, yang berslogan “Trophy Jaya Pusat Piala di Jawa Timur”. (dan)

Pos terkait