BNPP Sarankan Pemkab Jombang Kerjasama dengan PT untuk Lakukan Kajian Tanah Gerak di Wonosalam

0
140
Pj Bupati Jombang Sugiat mendampingi tim BPNN meninjau kawasan wilayah yang terdampak bencana tanah gerak di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam.

BNPP Sarankan Pemkab Jombang Kerjasama dengan PT untuk Lakukan Kajian Tanah Gerak di Wonosalam

Jombang, layang.co – Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, S.T., M.M. menyampaikan agar Pemerintah Kabupaten Jombang  segera bekerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk melakukan kajian lebih lanjut, terkait kondisi tanah bergerak.

“Hasil kajian sebagai bahan untuk mengambil kebijakan. BNPB siap memberikan bantuan stimulan, jika opsinya relokasi,” kata Agus Riyanto dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Tanah Bergerak, di Kabupaten Jombang digelar di ruang rapat Swagata Jombang, Jawa Timur pada Selasa (12/03/2024) pagi.

Lebih lanjut dia menyarankan, upaya penanganan warga terdampak tanah gerak, diantaranya, relokasi lebih baik. Meski tidak mudah harus ada ketersediaan lahan.

“Kadang masyarakat tidak mau pindah jauh-jauh dan mereka punya lahan mandiri,” ungkapnya.

Disampaikan Agus Riyanto, apabila lahan milik sendiri, nanti mungkin atas usulan Pemerintah Daerah kami pun nanti bisa  membantu untuk stimulan rumah.

“Skema kami stimulan bantuan rumah. Tapi kalau memang dari Kabupaten sudah ada anggarannya, kami siap seperti beberapa daerah lainnya,” ucapnya.

Stimulan rumah itu, katanya,  bukan penggantian rumah seperti asuransi. Namun luasan dan besaran rumahnya sudah ditentukan. Itu jika memang opsinya relokasi, terangnya.

Pj Bupati Jombang Sugiat pada rakor tersebut melaporkan kondisi terkini di wilayah Kabupaten Jombang yang memerlukan perhatian dan tindakan bersama, akibat terjadinya bencana gerakan tanah di Dukuh Sumberlamong, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, yang merusak 12 rumah warga dan memaksa 11 kepala keluarga dengan 34 jiwa untuk mengungsi.

Selain itu, retakan tanah sepanjang 100 meter di Dukuh Banturejo, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, juga mengancam 42 rumah dengan 117 jiwa. Selanjutnya, di Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, telah terjadi longsor yang menyebabkan rusaknya 4 hektar perkebunan masyarakat. (*dan)