Kenali Gejala Stroke, Poli Saraf RSUD Jombang Siap Layani Pasien Saraf dengan Pelayanan New Normal

Kanan, dr. Intan Nuswida, Sp.S (Specialis Saraf) RSUD Jombang saat Berbincang dengan Media, di Ruang kerjanya.

Kenali Gejala Stroke, Poli Saraf RSUD Jombang Siap Layani Pasien Saraf dengan Pelayanan New Normal

Jombang, layang.co – Tim dokter Spesialis Neurologi (Saraf) RSUD Jombang mengajak agar setiap individu berupaya mengenali lebih dini gejala stroke. Hingga kini belum banyak yang mengetahui gejala awal, akibatnya orang masuk rumah sakit sudah dalam kondisi parah dan harus  mendapat perawatan di ruangan intensif (HCU atau ICU).

dr Intan Nuswida, Sp.S (Specialis Saraf) RSUD Jombang saat berbincang dengan layang.co, Kamis (27/8/2020) mengatakan, stroke yang sering dialami oleh pasien kebanyakan disebabkan oleh: 1) stroke penyumbatan dan strok pecah pembuluh darah di otak

Dokter Specialis Saraf Alumni Universitas Airlangga (UNAIR ) Surabaya ini mengungkapkan dari pasien yang pernah dirawat di RSUD Jombang, perbandingan jumlah pasien stroke penyumbatan 70%, dan stroke pecah pembuluh darah di otak 30%. Angka ini berbeda dengan penderita stroke di luar negeri. Di sana, penyumbatan 85% sedangkan yang pecah pembuluh darah otak 15%.

Perbedaan ini karena orang luar negeri lebih  rutin melakukan check-up kesehatan karena sudah berasuransi, sehingga bisa mengetahui lebih awal terhadap faktor-faktor yang bisa memicu stroke, misalnya hipertensi , diabetes, disleipidemia dan lainnya. Sedangkan di sini, kesadaran masyarakat kita untuk melakukan chek-up kesehatan masih rendah. Setindaknya pada usia 40 tahun mulai harus rajin check-up.

“Akibatnya, pasien stroke kita datang ke RSUD bukan lagi dengan gejala ringan yang muncul tetapi sudah menderita stroke berat (penurunan kesadaran, kejang, lemas) dan harus ditangani secara serius, harus rawat inap,”ungkap  beliau.

Menurut dokter Intan pengetahuan masyarakat terhadap gejala stroke masih  sangat kurang, sehingga seringkali  kedatangan pasien ke rumah sudah terlambat. Tingginya penderita stroke di Indonesia dipicu oleh hipertensi dan diabetes yang tinggi tidak terkontrol.

Dokter (S-1) lulusan Universitas Brawijaya  Malang ini menyampaikan, tanda stroke yang perlu dikenali lebih awal meliputi 4 hal. Dalam singkatan bahasa Inggris FAST.  Yaitu 1) F=FACE, wajah. Apabila didapatkan adanya wajah merot atau  menceng, 2) A= ARM, kelemahan salah satu atau kedua lengan . Pemeriksaan dilakukan dengan cara merentangkan kedua tangan ke depan, sambil merem,apabila posisi salah satu lengan tidak sejajar, itu sudah mulai ada kelemahan dibagian tubuh.

Masih menurut dr Intan, yang ke-3) S=SPEECH, bicara. Manakala saat didapatkan adanya kemampuan berbicara nglantur, pelo, atau tidak bisa bicara, 4) T= TIME,  waktu, berarti harus segera ke rumah sakit untuk chek-up atau konsultasi guna mendapat penanganan lebih lanjut .

“Untuk itu, kami berharap kepada masyarakat agar segera datang ke rumah sakit, saat ada muncul gejala itu, demi kesehatan masyarakat itu sendiri,” ajak dr. Intan Sp.S.

Layanan Poli Saraf di RSUD Jombang ditunjang 3 orang Dokter Spesialis Saraf, yaitu dr. Sigit Hari Nursyamsu, Sp.S., dr. Intan Nurswida, Sp.S., dan dr. Nella Lusti W, Sp.S. Poli saraf RSUD Jombang memberikan pelayanan pemeriksaan Neurologis dan pemeriksaan Kognitif bagi masyarakat Jombang yang membutuhkan.

Pada Era New Normal ini masyarakat diharapkan tidak takut untuk mengunjungi poli Saraf RSUD Jombang karena di ruangan di lakukan disinfeksi sebelum dan sesudah pelayanan , petugas juga sudah memakai APD level 2 dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Adapun kasus terbanyak di poli saraf RSUD  Jombang, 1) Stroke (penyumbatan dan perdarahan), 2) Ada rasa nyeri di tubuh, bisa nyeri di kepala,  pinggang, nyeri tulang, 3) Epilepsi atau kejang-kejang, 4) Vertigo, kepala merasa berputar, orang bilang kena puyeng.

Untuk kepentingan diagnostik stroke , RSUD Jombang memiiliki fasilitas CT Scan 128 slices, terbaik dilingkup rumah sakit yang ada di Kabupaten Jombang.

“Peralatan ini memiliki akurasi tinggi dalam menditeksi penyebab kelainan kelainan intracranial, sehingga pasien akan dirujuk ke poli dapat didiagnosa dengan tepat, untuk memberikan penanganan spesifik,” jelas  dr Intan. (dan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *