Waspadai Perkembangan Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD Ditengan Pandemi Covid-19

0
854
Pasien Usia Anak-anal Rentan Terserang DBD Akibat Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti. (foto istimewa)

Waspadai Pertumbuhan Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD Ditengah Pandemi Covid-19

Jombang, layang.co – Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Menular Dinas Kesehatan Jombang, Haryo Purwono, STKM mengingatkan agar masyarakat mewaspadai penyakit demam berdarah (DBD) di tengan wabah virus corona desease (Covid-19). Kewaspadaan terutama pada tempat kembangbiak nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD.

Menurutnya, nyamuk aedes aegypti lebih suka berkembang biak digenangan atau wadah berisi air, biasanya dekat dengan tempat tinggal manusia. Jangan sampai warga lengah, mengingat sementara musim pancaroba. Sekali waktu ada hujan, kemudian beberapa hari hujan  tidak turun.

“Kenapa harus warpada karena gigitan nyamuk aedes aegypti penyebab DBD dan penularan virus covid memiliki angka kematian cukup tinggi,” kata Haryo Sarjana Teknik Kesehatan Masyarakat diruang kerjanya saat berbincang dengan layang.co, Selasa (16/6/2020).

Dia menyarankan setiap keluarga wajib menjaga kebersihan lingkungan rumah, pada bak penyimpan air di kamar mandi, maupun benda lain yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk.

“Mari kita memberantaskan sarang nyamuk, mengurai, membolak balik kelambu atau gorden jendela dirumah, terkadang ini menjadi tempat sembunyi aedes aegypti, nyamuk yang aktif berkeliaran pada siang hari,” ajaknya.

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Jombang hingga Mei 2020 tercatat 14 kasus, meninggal dunia 2 korban jiwa. Dibanding tahun 2019 lalu kasus ini mengalami penurunan cukup tajam. Selama tahun 2019 lalu tercatat sebanyak 344 kasus.

Kasi P2P ini berharap solusi penanganan dengan cara dilakukan foging merupakan alternatif terakhir, karena tindakan ini hanya bersifat sementara. Yang paling utama adalah sanitasi lingkungan harus menjadi kebiasaan.

Haryo menambahkan, nyamuk aedes aegypti betina selain makan dari buah juga mengisap darah untuk perkembangan telurnya. Ketika nyamuk betina mengisap darah,  menyuntikkan air liur virus dengue ke dalam luka gigitan, menjadi penyebab demam berdarah.

Virus beredar dalam darah manusia yang terinfeksi, dengan masa inkubasi selama dua sampai tujuh hari. Waktu ini kira-kira sama lamanya dengan jangka waktu demam yang dialami penderita DBD.

“Nyamuk aedes aegypti yang tidak atau belum terinfeksi, kemudian menggigit manusia yang terinfeksi, di sinilah kemudian Si Nyamuk ikut terinfeksi dan dapat menularkan virus ke manusia lain,” jelasnya.

Penyembuhan yang efektif, lanjut Haryo, sejauh ini berasal dari peningkatan antibodi, imun tubuh. Hal ini  sejalan dengan usia manusia, kebanyakan orang dewasa menjadi kebal. (dan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here