Unik, Peringatan NATARU di Jombang GKJW Kampanyekan “Go Green” Bikin Pohon Natal dari Kelobot Jagung

0
596
Panitia Natal Merangkai Kelobot Jagung Sebagai Bahan Pohon Natal Tahun 2019 di Jombang

Unik, Peringatan NATARU di Jombang GKJW Kampanyekan “Go Green” Bikin Pohon Natal dari Kelobot Jagung

 Jombang, layang.co – UNIK. Inilah kreasi inovatif yang diambil Panitia Perayaan Natal 2019  bersama Jemaat Gereja GKJW dalam rangka  Peringatan Natal dan Tahun Baru  (NATARU) Tahun 2020, Jemaat Gereja di Jombang, Jawa Timur membuat pohon Natal unik dari limbah bahan pertanian, kelobot Jagung.

Limbah pertanian berupa daun tanaman dan kulit jagung, kelobot ini di bentuk dan disusun menjadi pohon natal yang apik. Tambahan lampu dan ornamen natal membuat pohon natal ini tidak kalah menariknya dengan produk pabrikan. Selain lebih hemat penggunaan limbah pertanian ini sebagai bentuk kampanye gerakan cinta lingkungan.

Ide menggunakan limbah daun pohon jagung dan kulit buah jagung (kelobot)  ini dibuat oleh Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang ada di jalan Adityawarman Jombang  Jawa Timur. Pohon Natal dari limbah ini tampak unik dan apik lengkap dengan ornamen natalnya. Sejumlah Jemaat, Senin (23/12) siang tampak masih mempercantik pohon Natal  menjelang proses ibadah besok, Selasa, 24 Desember.

Pembuatan pohon natal dari limbah daun jagung ini dirangkai dengan rajin sejak dua minggu kemarin.  Dengan mendatangkan satu mobil Pic-up limbah daun jagung seharga Rp 1,5 juta, sejumlah Jemaat Gereja menyusunnya secara rapi menjadi pohon Natal. Di tengah rajutan pohon ini di terdapat buah jagung yang sudah mengering sebagai simbol kemakmuran.

Salah satu panitia natal asal gereja ini mengatakan pembuatan pohon natal dari limbah pertanian sengaja dilakukan untuk mengkampanyekan gerakan “Go Green”. Selain bisa berhemat dana, pembuatan natal ini juga tidak menimbulkan sampah plastik yang sulit proses penguraiannya. Sekaligus untuk menambah kepedulian dan kecintaan pada lingkungan.

Dwi Sabda Irawati, Panitia Natal GKJW di gereja Jl Adityawarman menjelaskan, mengapa kami menggunakan pohon jagung sebagai pohon natal, karena ini kami ingin mengupayakan Go Green. Jadi, kami akan memanfaatkan sesuatu yang tidak berguna lagi untuk dijadikan pohon natal, yang nanti bisa menambah nilai makna natal.

“Marilah kita mencinta lingkungan dengan memberi nilai yang lebih, sesuatu yang tidak berguna menjadi lebih berguna,” ajaknya.

Biasanya jika menggunakan pohon natal dari bahan plastik mereka harus mengeluarkan ongkos Rp 5 juta untuk pohon setinggi lima meter. Namun dengan limbah ini mereka hanya perlu mengeluarkan ongkos Rp. 1,5 juta. Melalui perayaan natal ini mereka ingin berguna bagi sesama dan bagi lingkungan sekitar. (ab/dan)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here