Caption foto : Gubernur Jatim saat diwawancarai
memoexpos.co – Mengawali hari pertama berkantor di Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak langsung meninjau beberapa ruangan yang ada di gedung bersejarah tersebut, Jumat (15/2).
Setibanya di Kantor Gubernur pukul 09.00 WIB, Gubernur bersama Wagub langsung disambut Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono dan Kepala Biro Umum Ashari Abubakar dan Kepala Biro Humas dan Protokol Aries Agung Paewai.
Sekdaprov pun menunjukkan beberapa ruangan yang ditempati para asisten dan biro sebelum menuju ke ruang kerja Gubernur dan Wagub Jatim yang berada di lantai dua. Dan sebelum menuju ruang kerjanya, kedua pimpinan Pemprov Jatim ini pun mampir ke ruang kerja Asisten Pemerintahan Setdaprov Jatim yang ada di lobby depan. Selanjutnya, Khofifah dan Emil Dardak juga ditunjukkan ruang kerja Biro Humas dan Protokol yang berada di lantai 1. Tak lama di ruangan tersebut, Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak pun diajak melihat ruang kerja mereka berdua.
Saat meninjau ruang kerjanya, Khofifah menyampaikan keinginannya agar ruangannya bisa tersambung dengan pusat data. Ia ingin memasang layar monitor besar untuk memantau beberapa hal. Mulai dari peta daerah rawan bencana, hingga layar yang terhubung dengan setiap OPD untuk melakukan video conference dan komunikasi dengan para Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
“Kalau bisa layarnya tebal bisa menampilkan 48 layar sehingga bisa berkomunikasi secara personal dengan para kepala dinas atau kita melakukan meeting secara tele conference. Apalagi di Jatim ini kantor OPD berpencar tidak satu area. Tidak efektif bila ada hal urgent harus datang, belum macetnya,” katanya yang juga akan rutin melakukan video conference dengan dinas-dinas terkait.
Menurutnya, layar monitor ini juga penting dalam upaya antisipasi bencana alam. Melalui monitor ini ia berharap dapat memantau kondisi terkini berbagai daerah di Jatim yang rawan bencana.
“Saya punya mimpi besar, punya operation room seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bukan kita harus buat semewah dan sedetail BNPB, tapi kita akan berusaha dapat koneksitas dengan BNPB yang biasanya memberikan deteksi dini bencana alam,” katanya.
Selain membangun sistem yang terintegrasi, Khofifah ingin BPBD Prov Jatim membangun koneksivitas dengan seluruh OPD yang ada. Hal ini dikarenakan sebagian besar tekstur tanah di Jatim rentan terjadi longsor, ataupun hujan intensitas tinggi yang dapat menyebabkam banjir. Bila langkah ini dilakukan maka deteksi dini bisa dilakukan tak hanya oleh BPBD, tapi juga dinas lainnya. Seperti Dinas Pendidikan, atau Dinas Pekerjaan Umum yang harus datang awal saat masa tanggap darurat.
Orang nomor satu di Jatim ini juga ingin sistem tersebut mampu dijalankan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat II, sehingga saling terhubung.
“Jadi sekali klik bisa keliatan mana daerah yang banjir sehingga early warning system bisa terakses dan menjadi antisipasi dan kewaspadaan bersama,” katanya.
Ditambahkannya, sebagai langkah antisipasi bencana, Khofifah beserta Emil Dardak akan membangun kampung siaga bencana, sebagai langkah antisipasi bencana berbasis budaya.
“Dulu ada bahasa yang sering saya pakai yakni living harmony with disaster. Kami tidak ingin ada bencana, namun secara faktual tanah ada kerentanan dan curah hujan tinggi, sangat mungkin terjadi banjir. Jadi tagline ini bagaimana secara kultural mereka melakukan antisipasi seperti saudara kita di wilayah Bojonegoro, sebagian Tuban, dan Lamongan ketika ada luapan sungai dari Bengawan Solo, sehingga bisa lebih survive,” jelasnya.
Sebelumnya, saat meninjau ruang kerja Wakil Gubernur, yang lokasinya tidak jauh dari ruang kerjanya, ia menyampaikan keinginannya untuk membuat semua ruangan yang ada di Kantor Gubernur berbasis digital.
“Sekarang era digital, jadi kita akan buat bagaimana semua ruang kerja terhubung dengan digitalisasi yang memungkinkan kita mengakses informasi yang sudah terintegrasi,” kata Khofifah kepada para wartawan.
Sebelum meninjau ruang kerjanya, Khofifah pun mengajak para awak media serta pejabat yang mendampingi untuk bersama memanjatkan doa untuk keselamatan dan kesuksesannya dalam memimpin Provinsi Jawa Timur lima tahun kedepan.
“Bismillah, mudah-mudahan seluruh ikhtiar kita bersama masyarakat Jatim membangun Jatim lebih makmur, bahagia, sejahtera dan percepatan kemajuan bisa dilakukan. Forkopimda diberikan kesehatan kekuatan, ASN di Pemprov diberikan suasana solid dengan kinerja dan produktivitas baik. Komunikasi dengan DPRD mampu memberikan nilai bagi ruang signifikansi penyejehteraan masyarakat Jatim serta rakyatnya sejahtera dan barokah. Al Fatihah,” pungkasnya. Siaran Pers humaspemprovJatim/dewi.(bay)